Risalah dari Ust. DR. Muhammad Badi’, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin
Penerjemah:
Abu Anas
______
Segala puji bagi Allah dan shalawat dan salam atas Rasulullah saw.. selanjutnya
Bulan Sya’ban menggerakan umat untuk memasuki bulan Ramadhan
Umat Islam saat ini berada dipenghujung akhir bulan Sya’ban, yang
berarti menandakan bahwa bulan Ramadhan sudah diambang pintu, berada
seperti sabda Nabi saw yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Anas bin
Malik ra, yang mencirikan perbuatan Nabi saw pada bulan Sya’ban,
beliau berkata: “Nabi saw paling senang berpuasa pada bulan Sya’ban”,
sebabnya telah dijelaskan pada sabda Nabi saw yang diriwayatkan oleh
imam Tirmidzi…
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إلى رَبِّ العَالمِينَ،
فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ”
“Yaitu bulan didalamnya amal-amal diangkat menuju Allah Tuhan semesta
alam, maka Aku senang jika amalku diangkat pada saat Aku berpuasa”.
Karena itu bulan Sya’ban adalah musim ditutupnya lembaran hidup dan
meraup hasil dari perbuatanmu pada tahun ini, dan nabi saw sangat
memuliakan bulan ini, karena ia menjadi mukaddimah bulan Ramadhan;
bulan lahan perlombaan meraih berbagai kebaikan, berlomba untuk taat
sebelum dating bulan al-furqan, maka dari itu tampilkanlah di dalam
bulan Ramadhan kebaikan jiwa-jiwa kalian sebelum berlalu. Abu Bakar
Al-Balkhi berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban
adalah bulan menyiram tanaman sementara bulan Ramadhan adalah bulan
memanen.
Karena itu, Nabi saw bersabda:
ذلك شهر يغفل عنه الناس
“Itulah –bulan Sya’ban- bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia”;
karena bulan Sya’ban sebagai pintu masuk menuju bulan Ramadhan; dan
bulan Ramadhan merupakan bulan dibukanya pintu-pintu surga, seperti
sabda Nabi saw:
إذا دخل رمضان فتحت أبواب الجنة، وغلقت أبواب جهنم، وسلسلت الشياطين”
“Jika masuk bulan Ramadhan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu
neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu”. (Bukhari)
dan oleh karena itu, bulan Sya’ban adalah bulan pelatihan dan
pembekalan tarbawi dan rabbani, meneriman setiap orang untuk menjadi
orang yang memiliki keahlian dalam ketaatan pada bulan Ramadhan, yaitu
sebuah program pembekalan tarbawi yang dilakukan oleh seorang muslim
menuju penyiapan memasuki bulan Ramadhan yang penuh berkah: “Ya Allah
sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”. Sebagai penggalan doa nabi
saw:
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان، اللهم بلغنا رمضان
“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan
sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”.
Diambang pintu bulan Ramadhan
Ramadhan sudah dekat, hampir datang cahaya, charisma, kebaikan dan
kesuciannya, datang untuk membina umat manusia pada kekuatan kehendak
dan kemuliaan melakukan perubahan dalam rangka mengemban berbagai
macam ujian dan memenangkan berbagai rintangan serta kesulitan hidup.
Bahwa Nabi saw senantiasa memberikan tahniah –ucapan selamat- kepada
para sahabatnya ketika datang bulan Ramadhan, dan memberikan kabar
gembira melalui sabdanya:
أتاكم شهر رمضان، شهر مبارك، فرض الله عليكم صيامه، تفتح فيه أبواب
الجنة، وتغلق فيه أبواب الجحيم، وتغل فيه مردة الشياطين، وفيه ليلة هي
خير من ألف شهر، من حُرِمَ خيرها فقد حرم
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan
keberkahan, diwajibkan atas kalian berpuasa, dibuka pintu-pintu surga,
ditutup pintu-pintu neraka, diikat kuat syaitan-syaitan, di dalamnya
terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, dan barangsiapa
yang diharamkan kebaikannya maka tidak akan dapat meraihnya”. (Ahmad)
Ramadhan dan perubahan
Perubahan setiap individu, umat dan bangsa merupkan salah satu tren
yang berlaku pada saat itu, ia merupakan sunnatullah di dalam
kehidupan ini, sebagaimana Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum hingga mereka mau
merubah diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’d:11)
Karena itu perubahan perilaku bukan sekedar angan-angan dan cita-cita
belaka, namun merupakan kerja keras dan niat yang bersih serta
perilaku yang lurus. Dan bulan Ramadhan yang mulia merupakan
kesempatan yang sejati untuk melakukan perubahan, ia merupakan program
nyata untuk melakukan perbaikan jiwa dan hati, dan titik awal untuk
melakukan permbinaan umat:
Jangan katakan: dari mana saya memulai untuk mengawali taat kepada Allah
Jangan katakan: besok sajalah saya memulainya, karena boleh jadi ajal
datang menjelang
Karena itu, Ramadhan merupakan bulan perubahan, untuk memperbaharui
perpindahan ruh dan jasad sehingga mampu memperbaik kondisi dan
merubahan internal kita. Dan perubahan yang positif tentang
membutuhkan kita semua menuju kehendak yang matang, azimah yang kuat,
dan usaha untuk melakukan perubahan. Allah SWT berfirman: “
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa”. (Al-Baqarah:183)
Jika kita tidak merebut peluang di bulan perubahan ini, maka hilanglah
dari kita kesempatan seumur hidup, kerana perubahan berarti senantiasa
berada pada kebenaran, suatu revolusi (perubahan) atas kepalsuan,
penipuan, ucapan sia-sia dan kedustaan. Sebagaimana sabda Rasulullah
saw:
من لم يدَعْ قولَ الزور والعملَ به، فليس لله حاجةٌ في أن يدع طعامه وشرابه
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatannya,
maka Allah tidak butuh padanya dalam meninggalkan makan minumnya. ”
(Bukhari),
dan Nabi saw juga bersabda:
ليس الصيامُ من الأكل والشراب، إنما الصيامُ من اللغو والرفث، فإن سابك
أحد أو جهل عليك فقُل: إني صائم إني صائم
“Tidaklah puasa itu hanya menahan dari makan dan minum, tetapi puasa
(menahan diri) dari ucapan sia-sia dan kotor. Jika ada seseorang yang
menghardik kamu atau orang jahil menguji kamu katakanlah: “Saya sedang
puasa, saya sedang puasa” (Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan disahihkan
oleh Albani),
Namun semua ini bersumber hanya dari orang yang jujur dengan
Khaliqnya. Sehingga Allah akan membenarkan apa yang dilakukan
hamba-Nya.
Di antara hasil perubahan terbesar pada bulan Ramadan: Penyerahan
penuh kepada hukum (undang-undang) Allah, pelaksanaan perintah dan
syariat-Nya sehingga menghasilkan sosok individu yang bertakwa kepada
Allah dalam semua keadaan, karena itu bulan Ramadan yang merubah
tabiat kehidupan secara keseluruhan sebagai penjamin untuk melakukan
perubahan dalam kehidupan individu dan keluarga melalui
program-programnya yang Rabbani dan Istimewa.
Dan diantara perubahan pada bulan Ramadan: ketelitian, komitmen dan
disiplin terhadap waktu, Anda dapat melihat seluruh umat duduk di
hadapan hidangan berbuka saat menunggu waktu berbuka, dan umat
seluruhnya mennahan dirinya dari makan, minum dan hubungan seks mulai
waktu Imsak, sebagaimana Anda juga melihat seluruh umat berada dalam
satu shaff saat menunaikan shalat, qiyam dan tarawih; ini tampak jelas
jika dilihat dari atas atau jauh tentang pemandangan umat yang berada
dalam suatu sistem, ketelitian dan susunan yang rapi.
Salah satu perubahan yang paling menakjubkan dalam bulan Ramadhan:
waktu berbuka yang tidak boleh dilengahkan dan tidak ditangguhkan
walaupun hanya satu menit. Rasulullah saw telah menjelaskan dalam
sabdanya:
لا تزال أمتي بخير ما عجلوا الفطور وأخروا السحور
“Umatku akan terus dalam kebaikan selagi menyegerakan berbuka dan
melambatkan makan sahur.”
Hal ini menegaskan akan hubungan yang erat antara Ramadan dan umat
secara keseluruhannya.
Dan diantara perubahan yang paling lengkap pada bulan Ramadan: kita
memelihara nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kita dengan
melakukan revolusi rakyat dan meraih hasilnya, bahwa cepatnya
perubahan yang telah terjadi dan sedang berlaku merupakan tanda
kekuasaan Allah bahwa pelaksanaan hukum-hukum alam pada sesuai dengan
kadar kemampuan manusia. Inilah peluang yang telah tiba pada bulan
Ramadan; untuk melaksanakan revolusi bangsa Arab dan memperolehi
kemerdekaan mereka. Perubahan secara aman yang diinginkan oleh rakyat
dan kesadarannya yang berkesinambungan terhadap revolusi dan terus
memeliharanya walaupun harus masih menghadapi berbagai cobaan dan
rintangan, Ini semua adalah hasil rancangan dan rekayasa Allah semata,
yang telah mengejutkan Barat dan Timur, sepertimana telah mengejutkan
para ahli politik dan ahli-ahli fikir dari kaum muslimin serta
lain-lainnya.
Salah satu sikap perubahan yang paling kuat dalam bulan Ramadan:
Memecahkan perasaan takut dan ancaman yang menghantui jiwa, yang
menegaskan bahwa kekuatan yang sebenarnya kembali untuk meminta
pertolongan dan perlindungan hanya kepada Allah. Sehingga dengan
demikian para diktator dan rejim zalim tidak dapat menindas rakyat nya
sewenang-wenang lagi dan tidak boleh menjatuhkan kepada kita pelbagai
jenis ketidak-adilan dan kezaliman, sebagaimana yang dijanjikan Allah
SWT:
وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأَرْضِ
وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمْ الْوَارِثِينَ. وَنُمَكِّنَ
لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَنُرِي فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا
مِنْهُمْ مَا كَانُوا يَحْذَرُونَ
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di
bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan
mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). Dan akan Kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun
dan Haman beserta tentaranya apa yang se- lalu mereka khawatirkan dari
mereka itu”. (Al-Qashash:5-6)
Akhirnya, Ramadan adalah bulan perubahan dan perbaikan untuk umat:
Salah satu syi’ar terbesar yang menjadi kontribusi penyatuan bangsa
Arab dan umat Islam dengan berbagai negara, mazhab, bahasa dan
adatnya; seluruh umat Islam di seluruh dunia sepakat bahwa puasa pada
bulan Ramadan adalah kewajiban yang termaktub dalam rukun Islam.
Di bulan Ramadan juga ada semangat umat Islam mengeluarkan zakat
harta; dimana hal tersebut dapat menjadi kontribusi dalam mengentaskan
masalah pengangguran dan tindak kriminal secara bersamaan,
mengentaskan kemiskinan dunia, dimana secara statistik menunjukkan
bahwa terdapat lebih dari satu milyar seratus juta (1,100,000,000)
orang miskin dan sangat miskin di dunia.
Di bulan Ramadan umat Islam mengeluarkan Zakat fitrah untuk orang yang
memerlukan dan tidak memerlukan, untuk mewujudkan’takaful’ (gotong
royong) yang sebenarnya. Dan inilah yang ditegaskan lebih dari 130
ayat dalam al-Quran, dan beratus-ratus hadith nabi saw dalam
menggalakkan untuk menderma dan mengorbankan harta kepada orang yang
memerlukan dan miskin baik yang muslim atau non muslim.
Ramadan juga menegaskan akan kemerdekaan umat yang memiliki ciri-ciri
tertentu dalam menghadapi serangan globalisasi yang menyeru kepada
pengrusakan nilai-nilai dan akhlak, karena umat Islam memiliki
performa tersendiri, Allah SWT berfirman:
صِبْغَةَ اللَّهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ
Shibghah Allah. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada
Allah? dan hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah”. (Al-Baqarah: 138).
(Shibghah artinya celupan. Shibghah Allah: celupan Allah yang berarti
iman kepada Allah yang tidak disertai dengan kemusyrikan.pent).
Bulan Ramadan mengingatkan kita beberapa kemenangan umat dalam
sejarahnya. Dua kemenangan yang paling besar dan fenomenal pada zaman
Nabi saw adalah Perang Badar dan penaklukan Makkah yang terjadi dalam
bulan Ramadhan, penaklukan Andalusia yang dipimpin oleh Tariq ibn
Ziyad adalah terjadi pada tanggal 28 Ramadan tahun 92 Hijriah, dan
Pertempuran Ain Jalut, yang berhasil mengalahkan Mongol terjadi pada
tanggal 15 Ramadan tahun 658 Hijriah. Begitu juga Allah telah
memberikan kemenangan pada tanggal 10 Ramadan tahun 1383 H (6 Oktober
1973) atas Zionis perampas tanah dan tempat suci kita. Ini sesuai
dengan janji Allah SWT yang telah berfirman:
وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
(Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”. (Ar-Ruum: 47″
Oleh karena itu semua, marilah kita jadikan Ramadan sebagai bulan
perubahan supaya kita lebih dekat dengan pertolongan Allah yang
senantiasa diberikan kepada orang-orang yang dekat dengan-Nya. Allah
berfirman:
وَيَقُولُونَ مَتَى هُوَ قُلْ عَسَى أَنْ يَكُونَ قَرِيبا
“Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan
berkata: “Kapan itu (akan terjadi)?” Katakanlah: “Mudah-mudahan waktu
berbangkit itu dekat”,(Al-Isra’: 51).
Selawat dan salam atas Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya.
Dan Allah adalah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah.
Cairo 20 sya’ban 1432 H/21 Juli 2011 M
Penerjemah:
Abu Anas
______
Segala puji bagi Allah dan shalawat dan salam atas Rasulullah saw.. selanjutnya
Bulan Sya’ban menggerakan umat untuk memasuki bulan Ramadhan
Umat Islam saat ini berada dipenghujung akhir bulan Sya’ban, yang
berarti menandakan bahwa bulan Ramadhan sudah diambang pintu, berada
seperti sabda Nabi saw yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Anas bin
Malik ra, yang mencirikan perbuatan Nabi saw pada bulan Sya’ban,
beliau berkata: “Nabi saw paling senang berpuasa pada bulan Sya’ban”,
sebabnya telah dijelaskan pada sabda Nabi saw yang diriwayatkan oleh
imam Tirmidzi…
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إلى رَبِّ العَالمِينَ،
فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ”
“Yaitu bulan didalamnya amal-amal diangkat menuju Allah Tuhan semesta
alam, maka Aku senang jika amalku diangkat pada saat Aku berpuasa”.
Karena itu bulan Sya’ban adalah musim ditutupnya lembaran hidup dan
meraup hasil dari perbuatanmu pada tahun ini, dan nabi saw sangat
memuliakan bulan ini, karena ia menjadi mukaddimah bulan Ramadhan;
bulan lahan perlombaan meraih berbagai kebaikan, berlomba untuk taat
sebelum dating bulan al-furqan, maka dari itu tampilkanlah di dalam
bulan Ramadhan kebaikan jiwa-jiwa kalian sebelum berlalu. Abu Bakar
Al-Balkhi berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban
adalah bulan menyiram tanaman sementara bulan Ramadhan adalah bulan
memanen.
Karena itu, Nabi saw bersabda:
ذلك شهر يغفل عنه الناس
“Itulah –bulan Sya’ban- bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia”;
karena bulan Sya’ban sebagai pintu masuk menuju bulan Ramadhan; dan
bulan Ramadhan merupakan bulan dibukanya pintu-pintu surga, seperti
sabda Nabi saw:
إذا دخل رمضان فتحت أبواب الجنة، وغلقت أبواب جهنم، وسلسلت الشياطين”
“Jika masuk bulan Ramadhan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu
neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu”. (Bukhari)
dan oleh karena itu, bulan Sya’ban adalah bulan pelatihan dan
pembekalan tarbawi dan rabbani, meneriman setiap orang untuk menjadi
orang yang memiliki keahlian dalam ketaatan pada bulan Ramadhan, yaitu
sebuah program pembekalan tarbawi yang dilakukan oleh seorang muslim
menuju penyiapan memasuki bulan Ramadhan yang penuh berkah: “Ya Allah
sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”. Sebagai penggalan doa nabi
saw:
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان، اللهم بلغنا رمضان
“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan
sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”.
Diambang pintu bulan Ramadhan
Ramadhan sudah dekat, hampir datang cahaya, charisma, kebaikan dan
kesuciannya, datang untuk membina umat manusia pada kekuatan kehendak
dan kemuliaan melakukan perubahan dalam rangka mengemban berbagai
macam ujian dan memenangkan berbagai rintangan serta kesulitan hidup.
Bahwa Nabi saw senantiasa memberikan tahniah –ucapan selamat- kepada
para sahabatnya ketika datang bulan Ramadhan, dan memberikan kabar
gembira melalui sabdanya:
أتاكم شهر رمضان، شهر مبارك، فرض الله عليكم صيامه، تفتح فيه أبواب
الجنة، وتغلق فيه أبواب الجحيم، وتغل فيه مردة الشياطين، وفيه ليلة هي
خير من ألف شهر، من حُرِمَ خيرها فقد حرم
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan
keberkahan, diwajibkan atas kalian berpuasa, dibuka pintu-pintu surga,
ditutup pintu-pintu neraka, diikat kuat syaitan-syaitan, di dalamnya
terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, dan barangsiapa
yang diharamkan kebaikannya maka tidak akan dapat meraihnya”. (Ahmad)
Ramadhan dan perubahan
Perubahan setiap individu, umat dan bangsa merupkan salah satu tren
yang berlaku pada saat itu, ia merupakan sunnatullah di dalam
kehidupan ini, sebagaimana Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum hingga mereka mau
merubah diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’d:11)
Karena itu perubahan perilaku bukan sekedar angan-angan dan cita-cita
belaka, namun merupakan kerja keras dan niat yang bersih serta
perilaku yang lurus. Dan bulan Ramadhan yang mulia merupakan
kesempatan yang sejati untuk melakukan perubahan, ia merupakan program
nyata untuk melakukan perbaikan jiwa dan hati, dan titik awal untuk
melakukan permbinaan umat:
Jangan katakan: dari mana saya memulai untuk mengawali taat kepada Allah
Jangan katakan: besok sajalah saya memulainya, karena boleh jadi ajal
datang menjelang
Karena itu, Ramadhan merupakan bulan perubahan, untuk memperbaharui
perpindahan ruh dan jasad sehingga mampu memperbaik kondisi dan
merubahan internal kita. Dan perubahan yang positif tentang
membutuhkan kita semua menuju kehendak yang matang, azimah yang kuat,
dan usaha untuk melakukan perubahan. Allah SWT berfirman: “
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa”. (Al-Baqarah:183)
Jika kita tidak merebut peluang di bulan perubahan ini, maka hilanglah
dari kita kesempatan seumur hidup, kerana perubahan berarti senantiasa
berada pada kebenaran, suatu revolusi (perubahan) atas kepalsuan,
penipuan, ucapan sia-sia dan kedustaan. Sebagaimana sabda Rasulullah
saw:
من لم يدَعْ قولَ الزور والعملَ به، فليس لله حاجةٌ في أن يدع طعامه وشرابه
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatannya,
maka Allah tidak butuh padanya dalam meninggalkan makan minumnya. ”
(Bukhari),
dan Nabi saw juga bersabda:
ليس الصيامُ من الأكل والشراب، إنما الصيامُ من اللغو والرفث، فإن سابك
أحد أو جهل عليك فقُل: إني صائم إني صائم
“Tidaklah puasa itu hanya menahan dari makan dan minum, tetapi puasa
(menahan diri) dari ucapan sia-sia dan kotor. Jika ada seseorang yang
menghardik kamu atau orang jahil menguji kamu katakanlah: “Saya sedang
puasa, saya sedang puasa” (Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan disahihkan
oleh Albani),
Namun semua ini bersumber hanya dari orang yang jujur dengan
Khaliqnya. Sehingga Allah akan membenarkan apa yang dilakukan
hamba-Nya.
Di antara hasil perubahan terbesar pada bulan Ramadan: Penyerahan
penuh kepada hukum (undang-undang) Allah, pelaksanaan perintah dan
syariat-Nya sehingga menghasilkan sosok individu yang bertakwa kepada
Allah dalam semua keadaan, karena itu bulan Ramadan yang merubah
tabiat kehidupan secara keseluruhan sebagai penjamin untuk melakukan
perubahan dalam kehidupan individu dan keluarga melalui
program-programnya yang Rabbani dan Istimewa.
Dan diantara perubahan pada bulan Ramadan: ketelitian, komitmen dan
disiplin terhadap waktu, Anda dapat melihat seluruh umat duduk di
hadapan hidangan berbuka saat menunggu waktu berbuka, dan umat
seluruhnya mennahan dirinya dari makan, minum dan hubungan seks mulai
waktu Imsak, sebagaimana Anda juga melihat seluruh umat berada dalam
satu shaff saat menunaikan shalat, qiyam dan tarawih; ini tampak jelas
jika dilihat dari atas atau jauh tentang pemandangan umat yang berada
dalam suatu sistem, ketelitian dan susunan yang rapi.
Salah satu perubahan yang paling menakjubkan dalam bulan Ramadhan:
waktu berbuka yang tidak boleh dilengahkan dan tidak ditangguhkan
walaupun hanya satu menit. Rasulullah saw telah menjelaskan dalam
sabdanya:
لا تزال أمتي بخير ما عجلوا الفطور وأخروا السحور
“Umatku akan terus dalam kebaikan selagi menyegerakan berbuka dan
melambatkan makan sahur.”
Hal ini menegaskan akan hubungan yang erat antara Ramadan dan umat
secara keseluruhannya.
Dan diantara perubahan yang paling lengkap pada bulan Ramadan: kita
memelihara nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kita dengan
melakukan revolusi rakyat dan meraih hasilnya, bahwa cepatnya
perubahan yang telah terjadi dan sedang berlaku merupakan tanda
kekuasaan Allah bahwa pelaksanaan hukum-hukum alam pada sesuai dengan
kadar kemampuan manusia. Inilah peluang yang telah tiba pada bulan
Ramadan; untuk melaksanakan revolusi bangsa Arab dan memperolehi
kemerdekaan mereka. Perubahan secara aman yang diinginkan oleh rakyat
dan kesadarannya yang berkesinambungan terhadap revolusi dan terus
memeliharanya walaupun harus masih menghadapi berbagai cobaan dan
rintangan, Ini semua adalah hasil rancangan dan rekayasa Allah semata,
yang telah mengejutkan Barat dan Timur, sepertimana telah mengejutkan
para ahli politik dan ahli-ahli fikir dari kaum muslimin serta
lain-lainnya.
Salah satu sikap perubahan yang paling kuat dalam bulan Ramadan:
Memecahkan perasaan takut dan ancaman yang menghantui jiwa, yang
menegaskan bahwa kekuatan yang sebenarnya kembali untuk meminta
pertolongan dan perlindungan hanya kepada Allah. Sehingga dengan
demikian para diktator dan rejim zalim tidak dapat menindas rakyat nya
sewenang-wenang lagi dan tidak boleh menjatuhkan kepada kita pelbagai
jenis ketidak-adilan dan kezaliman, sebagaimana yang dijanjikan Allah
SWT:
وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأَرْضِ
وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمْ الْوَارِثِينَ. وَنُمَكِّنَ
لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَنُرِي فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا
مِنْهُمْ مَا كَانُوا يَحْذَرُونَ
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di
bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan
mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). Dan akan Kami teguhkan
kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun
dan Haman beserta tentaranya apa yang se- lalu mereka khawatirkan dari
mereka itu”. (Al-Qashash:5-6)
Akhirnya, Ramadan adalah bulan perubahan dan perbaikan untuk umat:
Salah satu syi’ar terbesar yang menjadi kontribusi penyatuan bangsa
Arab dan umat Islam dengan berbagai negara, mazhab, bahasa dan
adatnya; seluruh umat Islam di seluruh dunia sepakat bahwa puasa pada
bulan Ramadan adalah kewajiban yang termaktub dalam rukun Islam.
Di bulan Ramadan juga ada semangat umat Islam mengeluarkan zakat
harta; dimana hal tersebut dapat menjadi kontribusi dalam mengentaskan
masalah pengangguran dan tindak kriminal secara bersamaan,
mengentaskan kemiskinan dunia, dimana secara statistik menunjukkan
bahwa terdapat lebih dari satu milyar seratus juta (1,100,000,000)
orang miskin dan sangat miskin di dunia.
Di bulan Ramadan umat Islam mengeluarkan Zakat fitrah untuk orang yang
memerlukan dan tidak memerlukan, untuk mewujudkan’takaful’ (gotong
royong) yang sebenarnya. Dan inilah yang ditegaskan lebih dari 130
ayat dalam al-Quran, dan beratus-ratus hadith nabi saw dalam
menggalakkan untuk menderma dan mengorbankan harta kepada orang yang
memerlukan dan miskin baik yang muslim atau non muslim.
Ramadan juga menegaskan akan kemerdekaan umat yang memiliki ciri-ciri
tertentu dalam menghadapi serangan globalisasi yang menyeru kepada
pengrusakan nilai-nilai dan akhlak, karena umat Islam memiliki
performa tersendiri, Allah SWT berfirman:
صِبْغَةَ اللَّهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ
Shibghah Allah. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada
Allah? dan hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah”. (Al-Baqarah: 138).
(Shibghah artinya celupan. Shibghah Allah: celupan Allah yang berarti
iman kepada Allah yang tidak disertai dengan kemusyrikan.pent).
Bulan Ramadan mengingatkan kita beberapa kemenangan umat dalam
sejarahnya. Dua kemenangan yang paling besar dan fenomenal pada zaman
Nabi saw adalah Perang Badar dan penaklukan Makkah yang terjadi dalam
bulan Ramadhan, penaklukan Andalusia yang dipimpin oleh Tariq ibn
Ziyad adalah terjadi pada tanggal 28 Ramadan tahun 92 Hijriah, dan
Pertempuran Ain Jalut, yang berhasil mengalahkan Mongol terjadi pada
tanggal 15 Ramadan tahun 658 Hijriah. Begitu juga Allah telah
memberikan kemenangan pada tanggal 10 Ramadan tahun 1383 H (6 Oktober
1973) atas Zionis perampas tanah dan tempat suci kita. Ini sesuai
dengan janji Allah SWT yang telah berfirman:
وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
(Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”. (Ar-Ruum: 47″
Oleh karena itu semua, marilah kita jadikan Ramadan sebagai bulan
perubahan supaya kita lebih dekat dengan pertolongan Allah yang
senantiasa diberikan kepada orang-orang yang dekat dengan-Nya. Allah
berfirman:
وَيَقُولُونَ مَتَى هُوَ قُلْ عَسَى أَنْ يَكُونَ قَرِيبا
“Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan
berkata: “Kapan itu (akan terjadi)?” Katakanlah: “Mudah-mudahan waktu
berbangkit itu dekat”,(Al-Isra’: 51).
Selawat dan salam atas Nabi Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya.
Dan Allah adalah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah.
Cairo 20 sya’ban 1432 H/21 Juli 2011 M
0 komentar:
Posting Komentar