Cadangan Pangan Perlu Diperbesar
RMOL.Bulan puasa dan menjelang Lebaran selalu terjadi pening katan permintaan komoditas se perti ayam, daging, dan telur. Tingginya permintaan terkadang tidak di imbangi oleh stok yang mencu kupi.
Ironisnya, moment tersebut justru dimanfaatkan oleh para spekulan untuk menimbun ko mo ditas. Tujuannya, untuk menge ruk keuntungan sebesar-besarnya.
Anggota Komisi IV DPR Her manto meminta pemerintah agar menjamin ketersediaan pangan selama Ramadhan dan setelah Lebaran. Tujuannya, mening katkan jumlah pasokan da lam negeri.
“Pemerintah harus menyedia kan cadangan pangan serta memperbaiki infrastruktur guna memperlancar arus pangan dari sentra produksi sampai ke pasar,” ka tanya di Jakarta, kema rin.
Menurut Hermanto, keterlam batan pemerintah dalam mendo rong dan mengupayakan keterse diaan pangan bakal berdampak pada kenaikan inflasi dan kepa nikan masyarakat sehingga bisa menggang gu kekhusukan dalam menjalankan ibadah Ramadhan.
Pemerintah juga di minta lebih tegas menindak para penimbun kebutuhan pokok ma syarakat agar masalah ke naikan harga yang selalu ber ulang setiap Ramadhan-Lebaran bisa terse lesaikan.
Ketua Pengurus Harian Yaya san Lembaga Konsumen Indo ne sia (YLKI) Tulus Abadi me nga takan, kenaikan harga kebu tuhan pokok selama ini bukan hanya akibat faktor perse diaan dan permintaan.
“Harga kebutuhan pokok se lalu naik selama Ramadan. Kami berharap pengawasan terhadap penimbun semakin diperketat untuk mempersempit ruang ge raknya,” katanya.
Tulus mengatakan, pemerin tah harus langsung memidanakan oknum penimbun kebutuhan po kok agar menimbulkan efek jera. Pemerintah dan seluruh pe mang ku kepentingan, lanjutnya, juga harus mampu mengendus motif atau apabila mulai ada ke curigaan terjadi aksi penimbunan.
Selain itu, Hermanto meminta para pengusaha agar tidak mela kukan penimbunan dan jangan menjadi spekulan. Karena jelas akan berdampak pada ke lang kaan pangan di pasar.
“Justru pengusaha harus meningkatkan turnover penjualan nya, agar perdagangan berjalan nor mal. Dengan demikian, mas ya rakat tidak mengalami ke su litan dalam memenuhi kebu tuhan pangan nya,” tegas Hermanto.
Kemarin, Menteri Per daga ngan Gita Wirjawan me ninjau per kembangan harga sembako di Batam sebagai bentuk pengendalian harga saat puasa.
Hermanto juga mendesak pemerintah agar terus melakukan peman tau an secara reguler baik di pasar-pa sar induk maupun gu dang-gu dang logistik pangan un tuk memastikan kondisi yang ada di lapangan.
“Kita percayakan pada peme rintah untuk mengam bil tindakan terhadap pengusaha dan peda gang yang melakukan penimbu nan dan menjadi spe kulan,” ujarya.
Seperti diketahui, DPR dan Pemerintah saat ini masih memba has Rancangan Undang-Undang (RUU) Pangan sebagai upaya un tuk mewujudkan kedaulatan pa ngan, menjamin ketersediaan, ke tahanan dan keamanan pa ngan.
“Masyarakat Indonesia menga lami sendiri betapa vital nya urus an pangan terutama ketika Rama dhan dan Lebaran,” ujar dia.
Sebelumnya, Gita Wirjawan menjamin ketersediaan pangan di seluruh Indonesia memasuki Ramadhan 1433 Hijriah tetap mencukupi. Sebab, saat ini bertepatan dengan panen raya dan panen beberapa bahan pangan seperti kentang, bawang merah dan beras. Pasal nya salah satu pemicu kenaikan harga, yak ni pasokan komoditi, sudah dia tasi.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan pemasok dan sejumlah asosiasi pangan, paso kan dipastikan cukup hingga be berapa bulan ke depan. [Harian Rakyat Merdeka]
rakyatmerdeka.co.id 24 Juli 2012
RMOL.Bulan puasa dan menjelang Lebaran selalu terjadi pening katan permintaan komoditas se perti ayam, daging, dan telur. Tingginya permintaan terkadang tidak di imbangi oleh stok yang mencu kupi.
Ironisnya, moment tersebut justru dimanfaatkan oleh para spekulan untuk menimbun ko mo ditas. Tujuannya, untuk menge ruk keuntungan sebesar-besarnya.
Anggota Komisi IV DPR Her manto meminta pemerintah agar menjamin ketersediaan pangan selama Ramadhan dan setelah Lebaran. Tujuannya, mening katkan jumlah pasokan da lam negeri.
“Pemerintah harus menyedia kan cadangan pangan serta memperbaiki infrastruktur guna memperlancar arus pangan dari sentra produksi sampai ke pasar,” ka tanya di Jakarta, kema rin.
Menurut Hermanto, keterlam batan pemerintah dalam mendo rong dan mengupayakan keterse diaan pangan bakal berdampak pada kenaikan inflasi dan kepa nikan masyarakat sehingga bisa menggang gu kekhusukan dalam menjalankan ibadah Ramadhan.
Pemerintah juga di minta lebih tegas menindak para penimbun kebutuhan pokok ma syarakat agar masalah ke naikan harga yang selalu ber ulang setiap Ramadhan-Lebaran bisa terse lesaikan.
Ketua Pengurus Harian Yaya san Lembaga Konsumen Indo ne sia (YLKI) Tulus Abadi me nga takan, kenaikan harga kebu tuhan pokok selama ini bukan hanya akibat faktor perse diaan dan permintaan.
“Harga kebutuhan pokok se lalu naik selama Ramadan. Kami berharap pengawasan terhadap penimbun semakin diperketat untuk mempersempit ruang ge raknya,” katanya.
Tulus mengatakan, pemerin tah harus langsung memidanakan oknum penimbun kebutuhan po kok agar menimbulkan efek jera. Pemerintah dan seluruh pe mang ku kepentingan, lanjutnya, juga harus mampu mengendus motif atau apabila mulai ada ke curigaan terjadi aksi penimbunan.
Selain itu, Hermanto meminta para pengusaha agar tidak mela kukan penimbunan dan jangan menjadi spekulan. Karena jelas akan berdampak pada ke lang kaan pangan di pasar.
“Justru pengusaha harus meningkatkan turnover penjualan nya, agar perdagangan berjalan nor mal. Dengan demikian, mas ya rakat tidak mengalami ke su litan dalam memenuhi kebu tuhan pangan nya,” tegas Hermanto.
Kemarin, Menteri Per daga ngan Gita Wirjawan me ninjau per kembangan harga sembako di Batam sebagai bentuk pengendalian harga saat puasa.
Hermanto juga mendesak pemerintah agar terus melakukan peman tau an secara reguler baik di pasar-pa sar induk maupun gu dang-gu dang logistik pangan un tuk memastikan kondisi yang ada di lapangan.
“Kita percayakan pada peme rintah untuk mengam bil tindakan terhadap pengusaha dan peda gang yang melakukan penimbu nan dan menjadi spe kulan,” ujarya.
Seperti diketahui, DPR dan Pemerintah saat ini masih memba has Rancangan Undang-Undang (RUU) Pangan sebagai upaya un tuk mewujudkan kedaulatan pa ngan, menjamin ketersediaan, ke tahanan dan keamanan pa ngan.
“Masyarakat Indonesia menga lami sendiri betapa vital nya urus an pangan terutama ketika Rama dhan dan Lebaran,” ujar dia.
Sebelumnya, Gita Wirjawan menjamin ketersediaan pangan di seluruh Indonesia memasuki Ramadhan 1433 Hijriah tetap mencukupi. Sebab, saat ini bertepatan dengan panen raya dan panen beberapa bahan pangan seperti kentang, bawang merah dan beras. Pasal nya salah satu pemicu kenaikan harga, yak ni pasokan komoditi, sudah dia tasi.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan pemasok dan sejumlah asosiasi pangan, paso kan dipastikan cukup hingga be berapa bulan ke depan. [Harian Rakyat Merdeka]
rakyatmerdeka.co.id 24 Juli 2012
0 komentar:
Posting Komentar