JAKARTA—Badan Anggaran (Banggar) DPR RI
menyesalkan rendahnya daya serap anggaran pemerintah tahun 2012. Hingga akhir
semester I tahun anggaran 2012, serapan anggaran kementrian/lembaga masih
rendah yaitu berkisar 30% dari total APBN. Padahal, belanja pemerintah tahun
ini mengalami kenaikan sebesar Rp112,9 triliun.
Anggota
Banggar DPR YUdi Widiana mengungkapkan hal tersebut, Selasa (10-7). Menurut
Yudi, peningkatan anggaran belanja seharus diikuti dengan peningkatan
penyerapan anggaran yang baik sehingga tidak menumpuk diakhir tahun.
“Tahun
2012 ini belanja pemerintah naik Rp112,9 triliun dari tahun lalu. Jika dalam APBN
murni belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.435,4 triliun menjadi Rp1.548,3
triliun dalam APBN-P. Namun, hingga akhir semester I penyerapannya masih 30%.
Bahkan untuk belanja modal, penyerapannya baru Rp30,6 triliun atau baru sebesar
Rp18,2% dari total belanja modal,” kata Yudi, politisi PKS dari dapil Jabar IV
tersebut.
Dari
Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Pelaksanaan APBN Tahun
Anggaran (TA) 2012 yang disampaikan pemerintah ke DPR, ada 10K/L yang
penyerapannya dibawah 20%. Adapun kementerian yang penyerapan anggarannya masih
sangat rendah antara lain Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) 1,9%, BP Batam 1,9%, Kemenpora 4,2%, LSN 6,9%, Badan
Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) 6,9%, BNBP 9,7%, Kementerian PDT 10,9% dan BPLS 15,1%.
“Dari
10 K/L yang serapannya masih rendah, sebagian besar adalah mitra kerja komisi v
yang membidang infrastruktur dan perhubungan seperti Kemenpera, BPWS, BPLS dan
PDT. Keterlambatan penyerapan ini tentu akan berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaksanaan proyek-proyek dikeempat K/L tersebut.” Kata Yudi yang juga
anggota Komisi V DPR RI.
Yudi
yang juga Legislator dari Jawa Barat ini secara khusus menyoroti kebijakan
belanja modal khususnya belanja Infrastruktur. Serapan anggaran yang rendah
khususnya untuk belanja modal yang baru terserap 18,2% itu, menurut Yudi,
sangat mengkhawatirkan.
Yudi
menilai pemerintah belum sepenuhnya fokus untuk membangun ketertinggalan
Infrastruktur nasional. Pemerintah harus punya komitmen untuk mengawal belanja
modal hingga akhir tahun nantinya. Tidak hanya itu, masih banyak Pekerjaan
Rumah (PR) pemerintah dalam bidang infrastruktur seperti, jalan, pelabuhan,
bandara, kereta api, migas, dll. Yudi
berkeyakinan, pemerintah harus fokus dalam membangunan infrastruktur nasional,
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mempercepat pembangunan ekonomi.
Sehingga kesejahteraan rakyat bisa segera diwujudkan.
Seperti
diketahui, Pemerintah baru saja menyampaikan pokok-pokok. Dalam laporan
pemerintah tersebut terlihat realisasi penerimaan sektor perpajakan khususnya
Pajak Penghasilan (PPh) baik dari Migas maupun Non-Migas masih lebih rendah
dari periode yang sama tahun sebelumnya (2011), yang mencapai angka 48.1%,
sedangkan semester I tahun 2012 baru mencapai angka 45.5%. Sementara itu,
penggunaan belanja subsidi terutama subsidi energi yang bersumber dari BBM
sudah mencapai angka 61.5%. Kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi defisit
anggaran diakhir tahun nantinya.
fpksdprri
0 komentar:
Posting Komentar