Padang - Dukungan terhadap etnis Rohingya terus menjadi perhatian di
berbagai kalangan di dunia, termasuk juga di Ranah Minang. Berbagai aksi solidaritas seperti Masyarakat
Minang Peduli berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumatera Barat Selasa
siang (11/9).
Demontrasi yang berlangsung tertib diterima oleh Gubernur
Sumatera Barat yang diwakili oleh Asisten III Sudirman Gani karena Gubernur
pada saat bersamaan menghadiri Pekan Olah Raga di Pekan Baru. Juga ikut mendampingi
Kepala Badan Kesbangpol Irvan Khairul Ananda, Irdinansyah Tarmizi Anggota DPRD
Sumbar, dan Irfianda Abidin dari Majelis Tinggi Adat Alam Minangkabau.
Dikatakan Sudirman Gani, tuntutan demo dari Aliansi Masyarakat Minang Peduli Rohingya menjadi kepedulian dan pikiran Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Dari aspirasi
yang disampaikan Aliansi dari berbagai lembaga yang tergabung dalam Aliansi
Masyarakat Minang Peduli Rohingya itu
menjadi opsi Pemda Sumbar. Kita akan teruskan ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Myanmar.
Lebih lanjut disampaikan Sudirman Gani, Sumatera Barat yang mayoritas rakyatnya beragama Islam
oleh karena itu apa yang menjadi aspirasi aliansi tersebut kita dorong dengan
baik, kita suport. Namun itu bukan kewenangan kita dalam
penyelesaiannya. Tetapi kita tetap membantu oleh karena itu mari kita teruskan
aspirasi dari Aliansi Peduli Rohingya ini.
Sudirman Gani dan Irvan Khairul Ananda ikut menandatangani
pernyatan sikap dan tunututan Aliansi Masyarakat Minang Peduli Rohingya.Adapun beberapa tuntutan dari aksi solidaritas untuk
kemanusiaan etnis Rohingya di bacakan Muhammad Azhari yang mewakili dari Gerakan
Masyarakat Minang Peduli Rohingya berisikan, pertama, pemerintah Myanmar harus
mengakui hak etnis Rohingya atas kewarganegaraan Myanmar.
Dua, mendesak
pemerintah Myanmar untuk menghentikan pembantaian dan kekerasan terhadap muslim
Rohingya di Arakan dan mengadili setiap pihak yang terlibat serta
bertanggung jawab terhadap kekerasan yang telah terjadi pada etnis Rohingya. Ketiga, proses politik dan demokrasi Myanmar harus bersifat terbuka dan setara
bagi semua etnis termasuk bagi etnis Rohingya dengan segala hak-hak yang
dimilikinya sebagai warga negara Myanmar.
Keempat, mendesak PBB dan komunitas
internasional serta semua pemerintah negara-negara di dunia untuk menekan
pemerintah Myanmar untuk menghentikan segala bentuk kekerasan serta
mengembalikan kedamaian dan keamanan di bumi Arakan. Kelima, meminta kepada
komunitas internasional dan LSM untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada
para korban kekerasan di Arakan dan di lokasi-lokasi pengungsian.
Keenam, meminta
PBB dan masyarakat internasional untuk menyelenggarakan misi investigasi
independen yang imparsial dan objektif pada dugaan kasus pembantaian massal
terhadap etnis Rohingya di Arakan. Ketujuh, mendesak pemerintah Bangladesh
untuk membuka perbatasannya untuk menerima pelarian etnis Rohingya yang
terancam keselamatan dan keamanan di Arakan. Kedelepan, menuntut perwujudan
amanat konstitusi kepada pemerintah Indonesia sebagai negara yang menjunjung
tinggi nilai-nilai dasar penghormatan terhadap hak Asasi Manusia untuk
mengambil inisiatif yang positif dan proaktif sebagai negeri muslim terbesar di
dunia, sekaligus tuan rumah dari Sekretariat ASEAN untuk penyelesaian krisis
Rohingya secara permanen.
Dan kedelapan mendesak PBB untuk segera melakukan
intervensi kemanusiaan ke Arakan untuk mencegah berlanjutnya tindak pembunuhan,
kekerasan, pengrusakan dan pemerkosaan, demi pemeliharaan kedamaian dan kemanan
dunia.
Dikatakannya, tuntutan kami sebagai perwakilan masyarakat
Minang dalam menyikapi permasalahan kemanusiaan ini agar benar-benar menjadi
perhatian pemerintah Indonesia serta pemerintah negara negara di dunia sehingga
menjadi perbaikan terhadap etnis Rohingya di Myanmar, ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar