Indikasi Membaiknya Ekonomi Sumbar
Padang, Padek—Perputaran
uang selama Lebaran di Sumbar mencapai Rp 958,9 miliar. Angka ini
mengalami peningkatan 60,73 persen dari aliran uang keluar atau outflow tahun 2012 Rp 1,579 triliun. Setiap harinya transaksi aliran uang masuk (cash inflow)
dari setoran-setoran bank Rp137 miliar. Tingginya transaksi tersebut
mengidentifikasikan perekonomian Sumbar mulai membaik. Bank Indonesia
menaksir aliran uang masuk itu tak jauh berbeda dengan aliran uang
keluar untuk kebutuhan Lebaran 1433 H lalu.
“Dari rekapitulasi inflow dari bank-bank umum, sejak 23 sampai 31 Agustus ke Bank Indonesia, aliran cash inflow-nya cukup tinggi yakni Rp958 miliar. Pada ramadhan dan Idul Fitri 2011 lalu, cash outflow Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII Rp1,392 triliun. Sementara tahun ini, cash outflow mencapai
Rp1,579 triliun,” kata Kasir Senior Unit Operasional Kas Bank Indonesia
Pinto Satiyoso, kepada wartawan, akhir pekan lalu.
Berdasar data BI Wilayah
VIII, aliran uang keluar pada tahun ini Rp 1,579 triliun sementara
uang masuk Rp958 miliar. Data uang masuk ini diperoleh dari laporan 21
bank umum ke Bank Indonesia. (lihat grafis, red)
“Angka itu adalah angka
setoran uang yang masuk dari masyarakat ke perbankan sejak 23 Agustus
sampai 31 Agustus. Total uang masuk seluruhnya Rp 958 miliar,” ucapnya.
Pinto mengatakan pihaknya
telah mencadangkan uang Rp 1,8 triliun untuk memenuhi kebutuhan uang
kartal masyarakat. Memang estimasi kami tidak jauh berbeda dengan
prediksi kebutuhan uang kartal masyarakat saat Lebaran. ”Kami
memprediksi Rp 1,5 triliun sementara kebutuhan masyarakat Rp1,579
triliun. Ada peningkatan persentase 3,43 persen dari target 10 persen
yang telah kami prediksi sebelumnya,” jelasnya.
Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII M Emil Akbar menuturkan secara nasional cash outflow untuk Sumbar menempati urutan ke 5. Tingginya permintaan cash flow
di Sumbar dipengaruhi wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Wilayah VIII cukup luas yakni Jambi, Sumbar, Riau dan Kepri. Alasan
lainnya, masyarakat masih belum mau menggunakan transaksi nontunai.
”Mewujudkan less cash society
atau mengurangi jumlah pemakaian uang tunai di masyarakat, tahun ini,
Bank Indonesia berupaya memadukan antara layanan pembayaran tunai dan
nontunai. Hal ini bertujuan menumbuhkan kesadaran masyarakat dan
perritel agar semakin sering menggunakan uang elektronik sebagai
alternatif pembayaran pengganti uang kartal sehingga dapat lebih
memudahkan keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam bertransaksi,”
ucapnya. (*)
Padang Ekspres 3 September 2012
0 komentar:
Posting Komentar