PADANG — Hasil survei Liberte
Institute yang menempatkan Mahyeldi di urutan pertama (20,06 persen),
memunculkan berbagai tanggapan. Ada yang berterima kasih, ada yang tak
peduli, dan bahkan ada yang menyebut aneh. Suhu politik pun mulai
memanas jelang pemilihan walikota (Pilwako) Padang, Oktober mendatang.
Sekretaris Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) Kota Padang, Muharlion, melihat hasil survei tersebut, kian
menguatkan pihaknya mengusung Mahyeldi Ansharullah, incumbent yang kini
jadi Wawako itu. Menurutnya, hasil itu menunjukkan bahwa calon mereka
bisa diterima masyarakat.
“Kita jelas berterimakasih kepada masyarakat atas kepercayaannya
terhadap calon kami sehingga mampu menjadi yang tertinggi dalam survei
itu,” kata Muharlion, Senin (25/2).
Namun, katanya, hasil survei itu tidak akan membuat mereka terlena.
Namun, katanya, hasil survei itu tidak akan membuat mereka terlena.
Lalu, Andre Rosiade yang berada pada posisi kedua dengan perolehan 20,02
persen, mengaku cukup kaget dengan hasil survei itu. “Artinya saya
sedikit surprise terkait hasil itu. Tapi Alhamdulillah, ternyata gagasan
perubahan yang saya tawarkan diterima di masyarakat kota. Saya
optimistis, akan terus memantapkan sosialisasi langsung ke masyarakat,
dan mendapatkan hasil survei maksimal,” katanya.
Sementara itu, Yultekhnil, balon yang juga disebut-sebut bakal ikut
bertarung, dalam survei itu ia berada di angka 6 persen, menyatakan,
survei itu dilakukan ketika ia belum menyatakan secara resmi maju
sebagai calon walikota.
“Ya alhamdulillah juga, ternyata saya masuk dalam hitungan di survei.
Padahal saya belum pernah menyatakan bakal maju dan satu baliho pun
belum ada terpasang di Padang ini. Tapi ternyata mendapat respon yang
positif juga,” katanya.
Ketua DPC Demokrat Kota Padang Januardi Sumka menyatakan, empat dari lima besar hasil survei itu, sudah mendaftar ke Demokrat.
Tak Peduli
Sementara itu, James Helly ward yang juga disebut dalam survei itu,
namun elektabilitasnya sangat rendah hanya 1,50 persen menyatakan, ia
tak peduli dengan survei-survei itu. Sebab menurutnya ia maju menjadi
walikota setelah diminta dan mendapat dukungan dari banyak masyarakat di
Padang.
“Sebagai ketua Ikatan Keluarga Padang (IKP) saya didukung masyarakat
untuk maju. Jadi saya tidak peduli dengan survei itu. I don’t care. Saya
orang kampus. Saya tahu bagaimana membikin survei. Kalau mau saya juga
bisa bikin survei,” katanya.
Ketua Partai Golkar Padang Wahyu Irmana Putra yang namanya tidak masuk sepuluh besar dalam survei itu, mengaku aneh.
Sebab dalam survei yang pernah dilakukan Golkar, namanya bahkan berada
pada posisi yang cukup mendapat tempat di tengah masyarakat.
“Jadi saya merasa aneh saja, nama saya tidak masuk. Tapi kita tak peduli
dengan survei itu, yang penting saya akan terus bekerja
mensosialisasikan diri ke tengah masyarakat dan semoga diterima,”
katanya. (105)
Singgalang
0 komentar:
Posting Komentar