PADANG - Berbagai permasalahan di Kota Padang menjadi tanggung jawab
bersama warga Kota. Akan tetapi, Pemerintah Kota adalah penanggung jawab
terdepan terhadap segala permasalahan tersebut. Untuk itu, perencanaan
pembangunan harus matang dan terimplementasi dengan baik. Harus juga
merupakan suatu pemecahan yang benar - benar dibutuhkan warga.
Pernyataan tersebut diungkapkan Wakil Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah dalam kesempatan berbincang dengan sejumlah wartawan di kompleks GOR H. Agus Salim kemarin (Rabu, 17/4).
Mahyeldi mengutarakan, sesungguhnya persoalan yang mendasar saat ini di kota Padang adalah menumbuhkan kembali semangat kebersamaan dalam pembangunan, di samping penataan kota secara fisik pasca bencana.
"Banyak program pembangunan yang masih jalan di tempat. Bahkan, ada yang telah direncanakan dan dianggarkan, tapi belum jalan. Kita sadari, tenaga kita terkuras untuk rehabilitasi dan rekonstruksi," imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, selain menjawab beberapa pertanyaan yang dialamatkan terhadap Pemko Padang, Wawako juga menerima sejumlah informasi dan masukan dari insan pers.
Banyak juga kondisi sosial Kota Padang yang dicuatkan, seperti warung kelambu dan warung baremoh yang tak kunjung habis walaupun berkali - kali dirazia dan ditertibkan. Tawuran pelajar juga menjadi sorotan karena masih kerap terjadi. Rekruting penghuni Rusunawa Purus juga perlu dievaluasi.
Kemudian, kesemrawutan pasar raya dan penataan kawasan Pantai Padang juga disinggung dalam perbincangan yang lebih bersifat diskusi ini.
Menurut Mahyeldi, penataan Pantai Padang harus dilakukan secara komprehensif dan serius. Yaitu, dengan melihat prospek dari potensi wisata untuk dikembangkan dan memberikan solusi bagi warga Purus yang sudah menjadikan kawasan tersebut sebagai habitat dan komunal mereka.
"Warga di Pantai Padang tak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka, yaitu berdagang dan nelayan. Untuk itu, kita harus mencarikan solusi yang tepat bagi mereka agar penataan yang dilakukan tidak dirasakan sebagai suatu kebijakan yang menyingkirkan mereka. Di samping itu, pembinaan - pembinaan spiritual juga perlu senantiasa diberikan," imbuh Mahyeldi.
Lebih lanjut ia menambahkan, kawasan Padang Kota Tua juga tetap akan dikembangkan ke depannya. Sebelumnya, Pemko Padang telah menganggarkan Rp1 miliar untuk bangunan - bangunan tua yang ada. Tapi, memang butuh dana yang besar untuk menjadikan kota tua tersebut bisa tertata dan terawat dengan ideal.
"Sudah merupakan komitmen kita untuk mengembangkan potensi - potensi yang ada. Untuk itu, perlu dukungan semua pihak terutama masyarakat agar Kota Padang bisa terwujud seperti yang kita harapkan,"tandasnya. (der)
padangmedia.com
Pernyataan tersebut diungkapkan Wakil Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah dalam kesempatan berbincang dengan sejumlah wartawan di kompleks GOR H. Agus Salim kemarin (Rabu, 17/4).
Mahyeldi mengutarakan, sesungguhnya persoalan yang mendasar saat ini di kota Padang adalah menumbuhkan kembali semangat kebersamaan dalam pembangunan, di samping penataan kota secara fisik pasca bencana.
"Banyak program pembangunan yang masih jalan di tempat. Bahkan, ada yang telah direncanakan dan dianggarkan, tapi belum jalan. Kita sadari, tenaga kita terkuras untuk rehabilitasi dan rekonstruksi," imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, selain menjawab beberapa pertanyaan yang dialamatkan terhadap Pemko Padang, Wawako juga menerima sejumlah informasi dan masukan dari insan pers.
Banyak juga kondisi sosial Kota Padang yang dicuatkan, seperti warung kelambu dan warung baremoh yang tak kunjung habis walaupun berkali - kali dirazia dan ditertibkan. Tawuran pelajar juga menjadi sorotan karena masih kerap terjadi. Rekruting penghuni Rusunawa Purus juga perlu dievaluasi.
Kemudian, kesemrawutan pasar raya dan penataan kawasan Pantai Padang juga disinggung dalam perbincangan yang lebih bersifat diskusi ini.
Menurut Mahyeldi, penataan Pantai Padang harus dilakukan secara komprehensif dan serius. Yaitu, dengan melihat prospek dari potensi wisata untuk dikembangkan dan memberikan solusi bagi warga Purus yang sudah menjadikan kawasan tersebut sebagai habitat dan komunal mereka.
"Warga di Pantai Padang tak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka, yaitu berdagang dan nelayan. Untuk itu, kita harus mencarikan solusi yang tepat bagi mereka agar penataan yang dilakukan tidak dirasakan sebagai suatu kebijakan yang menyingkirkan mereka. Di samping itu, pembinaan - pembinaan spiritual juga perlu senantiasa diberikan," imbuh Mahyeldi.
Lebih lanjut ia menambahkan, kawasan Padang Kota Tua juga tetap akan dikembangkan ke depannya. Sebelumnya, Pemko Padang telah menganggarkan Rp1 miliar untuk bangunan - bangunan tua yang ada. Tapi, memang butuh dana yang besar untuk menjadikan kota tua tersebut bisa tertata dan terawat dengan ideal.
"Sudah merupakan komitmen kita untuk mengembangkan potensi - potensi yang ada. Untuk itu, perlu dukungan semua pihak terutama masyarakat agar Kota Padang bisa terwujud seperti yang kita harapkan,"tandasnya. (der)
padangmedia.com
0 komentar:
Posting Komentar