Lashio - Sekitar 1.200 Muslim dibawa ke Kuil Mansu usai gerakan
sekelompok warga Buddha meneror Kota Lashio yang berbatasan dengan Cina.
Muslim ketakutan akibat lambannya pemerintah mengantisipasi bentroknya
Muslim dan Buddha.
Reuters melaporkan, seorang Muslim terbunuh sementara lima orang Buddha cedera dalam bentrok yang membakar masjid, panti asuhan dan pasar tersebut pada Rabu (29/5).
Thein Maing, seorang pengungsi di kuil tersebut membawa serta istri dan keenam anaknya. Dia mengaku hanya dapat meninggalkan rumah saat melihat adanya tentara sedang berpatroli di jalan.
"Saya mendekati tentara dan berkata, 'Kami ketakutan dan tidak tahu kemana lagi untuk pergi. Tolong kami', lalu mereka membawa kami kesini,"ujarnya.
Pengungsi lainnya, keluarga Khin Kyi bersembunyi di rumah seorang tetangga beretnis Cina. Sementara pria Buddha dengan tongkat dan pedang mengelilingi area tersebut. "Kami sangat takut. Ini tak pernah terjadi sebelumnya,"ujarnya.
Badanta Ponnya Nanda, Kepala Kuil tersebut mengharapkan, kota itu bakal kembali aman segera dan Muslim bisa kembali ke rumah dalam seminggu. "Hari ini kami harus menenangkan semua orang,"ujarnya.
Kekerasan di Lashio dipicu oleh adanya berita pembakaran seorang perempuan Buddha oleh pria Muslim. Running Text MRTV yang dikutip Reuters menyebutkan, Ne Win (48 tahun) menyiram bensin ke tubuh Aye Aye Win (24 tahun) yang menjual bensin di sisi jalan.
Usai Ne Win ditahan polisi, warga Buddha mengelilingi markas polisi setempat dan meminta Ne Win untuk segera diserahkan. Badanta Ponnya Nanda pun mengungkapkan kepada kerumunan warga Buddha untuk menghormati hukum. "Setelah itu mereka membakar masjid,"jelasnya.
republika.co.id
Reuters melaporkan, seorang Muslim terbunuh sementara lima orang Buddha cedera dalam bentrok yang membakar masjid, panti asuhan dan pasar tersebut pada Rabu (29/5).
Thein Maing, seorang pengungsi di kuil tersebut membawa serta istri dan keenam anaknya. Dia mengaku hanya dapat meninggalkan rumah saat melihat adanya tentara sedang berpatroli di jalan.
"Saya mendekati tentara dan berkata, 'Kami ketakutan dan tidak tahu kemana lagi untuk pergi. Tolong kami', lalu mereka membawa kami kesini,"ujarnya.
Pengungsi lainnya, keluarga Khin Kyi bersembunyi di rumah seorang tetangga beretnis Cina. Sementara pria Buddha dengan tongkat dan pedang mengelilingi area tersebut. "Kami sangat takut. Ini tak pernah terjadi sebelumnya,"ujarnya.
Badanta Ponnya Nanda, Kepala Kuil tersebut mengharapkan, kota itu bakal kembali aman segera dan Muslim bisa kembali ke rumah dalam seminggu. "Hari ini kami harus menenangkan semua orang,"ujarnya.
Kekerasan di Lashio dipicu oleh adanya berita pembakaran seorang perempuan Buddha oleh pria Muslim. Running Text MRTV yang dikutip Reuters menyebutkan, Ne Win (48 tahun) menyiram bensin ke tubuh Aye Aye Win (24 tahun) yang menjual bensin di sisi jalan.
Usai Ne Win ditahan polisi, warga Buddha mengelilingi markas polisi setempat dan meminta Ne Win untuk segera diserahkan. Badanta Ponnya Nanda pun mengungkapkan kepada kerumunan warga Buddha untuk menghormati hukum. "Setelah itu mereka membakar masjid,"jelasnya.
republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar