Komisi III DPR menyesalkan adanya aksi salah tangkap Densus 88 terhadap dua warga Tulungagung, Jatim, yakni Sapari (49) dan Mugi Hartanto (38) yang diduga terkait teroris.
"Hal tersebut menunjukkan bahwa Densus lebih menggunakan pendekatan kekuasaan ketimbang kemampuan intelijen," kata anggota Komisi III DPR Nasir Djamil melalui pesan singkat, Rabu (31/7/2013).
Seharusnya, kata Nasir, Densus memastikan lebih dahulu bahwa target mereka benar benar akurat. Sebab, kata Ketua DPP PKS, kalau seperti itu terkesan akan main tangkap saja.
"Persoalan benar atau tidak benar itu belakangan. Kalau begitu cara kerjanya , tentu Densus akan menjadi sangat menakutkan dan mengabaikan hak asasi manusia," ujarnya.
Terhadap dua warga tersebut, imbuh Nasir , Komisi III DPR RI meminta agar Densus melakukan rehabilitasi dan kompensasi berupa materi. Sebab, ujarnya, nama baik mereka kan tercemar, secara psikologi isteri dan anak-anaknya serta keluarga mereka pasti mengalami trauma.
"Kami akan tanya sama kapolri saat masa sidang yang akan datang terkait kasus salah tangkap ini," katanya.
Sebelumnya seperti diberitakan, Mugi dan Sapari sempat terseret ditahan selama sepekan sejak penembakan mati terhadap 2 terduga teroris, Rizal yang ternyata Eko Suryanto asal Klaten dan Dayah yang ternyata Muhammad Hidayah asal Medan tetapi sudah menikah dengan perempuan Paciran, Lamongan.
tribunnews.com
"Hal tersebut menunjukkan bahwa Densus lebih menggunakan pendekatan kekuasaan ketimbang kemampuan intelijen," kata anggota Komisi III DPR Nasir Djamil melalui pesan singkat, Rabu (31/7/2013).
Seharusnya, kata Nasir, Densus memastikan lebih dahulu bahwa target mereka benar benar akurat. Sebab, kata Ketua DPP PKS, kalau seperti itu terkesan akan main tangkap saja.
"Persoalan benar atau tidak benar itu belakangan. Kalau begitu cara kerjanya , tentu Densus akan menjadi sangat menakutkan dan mengabaikan hak asasi manusia," ujarnya.
Terhadap dua warga tersebut, imbuh Nasir , Komisi III DPR RI meminta agar Densus melakukan rehabilitasi dan kompensasi berupa materi. Sebab, ujarnya, nama baik mereka kan tercemar, secara psikologi isteri dan anak-anaknya serta keluarga mereka pasti mengalami trauma.
"Kami akan tanya sama kapolri saat masa sidang yang akan datang terkait kasus salah tangkap ini," katanya.
Sebelumnya seperti diberitakan, Mugi dan Sapari sempat terseret ditahan selama sepekan sejak penembakan mati terhadap 2 terduga teroris, Rizal yang ternyata Eko Suryanto asal Klaten dan Dayah yang ternyata Muhammad Hidayah asal Medan tetapi sudah menikah dengan perempuan Paciran, Lamongan.
tribunnews.com
0 komentar:
Posting Komentar