Perhimpunan
Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman memprotes kunjungan kerja Komisi I ke
Jerman. Mereka menilai studi banding itu tidak efektif dan memboroskan
anggaran negara karena anggota DPR mengikutsertakan keluarga dalam
rombongan (vivanews, 27/4).
Berikut kultwit Mahfudz Siddiq Ketua Komisi I DPR R.I. terkait hal tersebut:
- Secara pribadi saya apresiasi sikap kritis PPI Jerman yg "menguntit" perjalanan dinas Komisi 1 DPR.
- Memang seringkali kunjungan ke LN tdk efektif, apalagi sekedar studi banding.
- Bahkan dr cerita2 staf KBRI, kadang ada oknum pejabat yg ke LN minta diantar ke tempat yg "aneh-2".
- Itu terjadi pada kunjungan pejabat eksekutif, legislatif juga yudikatif ke LN.
- Jadi sikap kritis PPI Jerman harus diikuti oleh PPI di negara2 lainnya.
- Kalau saya cermati, yg dituntut dr kunjungan LN adl transparansi, akuntabilitas dan efektivitasnya. Ini bagus dan penting.
- Bahkan saya terpikir ada perwakilan PPI yg melekat mengikuti semua program kunjungan LN sampai selesai.
- Shg PPI tdk perlu sembunyi2 merekam dan hanya sebagian2 shg tdk dapat info dan gambar secara utuh.
- Terkait kunjungan kerja komisi 1 adl pelaksanaan fungsi pengawasan thd kinerja perwakilan RI di LN. Bukan studi banding.
- Saya pimpin rapat penentuan 4 negara obyek pengawasan. Dibahas sec komprehensif dan kritis.
- Dari 180-an perwakilan RI di LN, disepakati: afsel, ceko, polandia dan jerman. Ini agenda th 2012.
- Kenapa afsel? Indonesia mitra dagang no-3 terbesar afsel dan afsel pintu masuk Indonesia ke kawasan sekitarnya.
- Juga ada 2 industri pertahanan besar afsel yg sdh 16 th kerjasama dgn indonesia.
- Kenapa ceko dan poland? Indonesia br sahkan UU kerjasama industri pertahanan dgn kedua negara, dan ada peluang besar ke depan.
- Kenapa jerman? Jerman 1 dr 14 mitra strategis. Bbrp waktu lalu pres Jerman kunjungi Indonesia bersama parlemennya.
- Juga ada KMW produsen MBT Leopard, dimana ada kontroversi rencana TNI AD mau beli tank itu eks Belanda.
- Lalu saya arahkan agar efektif, program kunjungan tsb dgn agenda pokok: 1- rapat evaluasi kinerja KBRI dan hub bilateral.
- 2- pertemuan dgn parlemen komisi LN & komisi Pertahanan, 3- pertemuan dgn kemlu & kemhan, dan 4- kunjungi industri pertahanan.
- 4 agenda pokok itu diatur oleh KBRI dlm alokasi waktu 3 sd 4 hari. Dan Dubes slalu dampingi program tsb.
- Apakah ada acara lain2 di luar 4 agenda pokok tsb? Pastinya ada. Undangan makan malam dgn keluarga besar KBRI/KJRI misalnya.
- Juga kesempatan sight-seeing di sela perjalanan ke agenda pokok atau di sela waktu kosong.
- Apakah ada belanja? Sgt dimungkinkan, umumnya beli souvenir. Tp saya pastikan tdk diagendakan khusus.
- Saya mmg tdk bisa berkata apa2 ketika media atau teman PPI hanya "menyimak" di luar 4 agenda pokok tsb.
- Bgm dgn anggota keluarga yg ikut? Oh ya boleh. Dgn ketentuan: 1- pasti tdk dibiayai dinas alias pakai uang pribadi.
- 2- mereka tdk ikuti program resmi yg teragendakan, 3- tdk ganggu keseluruhan acara.
- Saya sering menerima delegasi parlemen banyak negara atau ikuti forum parlemen dunia. Hal yg sama juga berlaku.
- Kadang saya punya pikiran bhw anggota DPR lbh aman jika didampingi istrinya. Shg gak bisa "aneh-2". Ini hanya subyektifitas saya.
- Lalu bgm dgn transparansi kunjungan LN? Aturan di DPR, tiap rencana kunjungan LN harus: 1- diputuskan oleh rapat intern komisi.
- 2- ajukan izin ke pimp DPR disertai TOR kegiatan, 3- ajukan anggaran sesuai ketentuan Menkeu, 4- koord dgn pihak KBRI tujuan.
- Dan 5- sosialisasi or publikasi ke media ttg rencana kunjungan tsb plus TOR-nya.
- Soal akuntabilitas? Selesai kunjungan: 1- tim hrs laporkan hasil ke rapat intern komisi, 2- komisi hrs buat laporan ke pimp DPR.
- 3- komisi bahas hasil kunjungan dgn mitra kementrian terkait. Dan 4- publikasi ke media massa.
- Soal efektivitas? Dunia hub international mengenal 3 track-diplomacy: government, parliament dan people to people.
- Bahkan di negara sistem parlementer, inter-parliament diplomacy sgt penting dan menentukan.
- Sbg ketua komisi 1 yg bidangi hub LN, hampir tiap bulan saya menerima delegasi parlemen negara sahabat.
- Kunjungan ke-Presidenan pun biasanya menyertakan anggota parlemen.
- Itu sebabnya di tiap parlemen ada semacam GKSB (grup kerjasama bilateral). Ada kunjungan resiprokal.
- Di level pimp parlemen juga dikenal Muhibah Pimp Parlemen/DPR. Juga resiprokal.
- Khusus komisi 1 DPR yg bidangi luar negeri mmg sec khusus dianggarkan dana pengawasan perwakilan RI di LN.
- Namun saya tetapkan kebijakan bhw kunjungan pengawasan hrs diefektifkan dgn fungsi2 lain.
- Periode DPR lalu saya pernah usulkan agar kunjungan LN sertakan sejumlah wartawan untuk meliput. Namun blm direspon.
- Di awal periode DPR skrg saya sdh ulangi usulan saya. Tp blm jg direspon.
- Peran media massa sgt penting untuk mempublikasi proses dan hasil kunjungan, sekaligus alat kontrol delegasi.
- Saya jg usulkan agar ada wakil PPI yg sertai delegasi pada semua program kunjungan LN.
- Saya yakin rekan media dan PPI akan ikut dapatkan banyak info dan pelajaran penting jika sertai kunjungan LN tsb.
- Saya sedikit sharing hasil kunjungan tim yg saya pimpin ke afsel saat kunjungi daerah "macassar" di cape town.
- Ini bukan program pokok tp tambahan. Kunjungi makam syech yusuf, masjid yg dibangun pem Indonesia dan madrasah kecil.
- Menyaksikan puluhan siswa muslim yg sebagian berdarah Indonesia dan guru2 sukarela, kami cukup prihatin.
- Spontan delegasi komisi 1 urunan bantu madrasah tsb. Kami diskusi hangat dgn pakar sejarah Islam Afsel berdarah makasar.
- Mereka tanyakan knp janji Pres SBY pd 2008 mau bantu perpustakaan blm terlaksana?
- Saya cek ke konjen RI di capetown. Ternyata ada persoalan teknis yg blm selesai soal bantuan perpustakaan tsb.
- Saya janjikan ke pimp madrasah dan Ibu Konjen Sugiyah akan sgr bicarakan hal tsb dgn Menlu.
- Kalau untuk acara tambahan sprt itu ada hal penting didapat, apalagi dgn agenda pokok yg resmi.
- Terakhir, terbuka saja bhw saya juga sempatkan beli souvenir di free-market (sejenis pasar rakyat) dan di bandara.
- Dan saat makan siang di water-front (free-programme) berjumpa sejumlah ABK (anak buah kapal) asal Indonesia dan foto2 bersama.
- Nah saya sdh jelaskan semua apa adanya. Anda para tweeps yg saya hormati punya hak asasi menilai secara bebas dan terbuka.
- Saya setuju DPR hrs sering dikritik agar mereka tdk main2 dgn kekuasaannya sbg wakil rakyat.
0 komentar:
Posting Komentar