JAKARTA—Komisi
V DPR RI menyesalkan pemblokiran jalan tol Jati Bening yang berujung pada kerusuhan
dan pembakaran kendaraan. Selain merugikan pengguna jalan tol, juga mengganggu
ketertiban umum.
“Kami sangat menyesalkan kejadian kerusuhan ini. Apalagi
sampai ada aksi anarkis dan pembakaran kendaraan oleh warga. Seharusnya
kejadian ini tidak perlu terjadi, jika sebelumnya kebijakan Jasa Marga untuk
menutup terminal bayangan ini sudah disosialisasikan dan didiskusikan dengan
masyarakat dan Pemkot, sehingga bisa dicarikan solusinya.” kata Yudi Widiana Adia, anggota Komisi V DPR RI, Jumat (27-7).
Yudi menegaskan
berdasarkan PP No.15/2005 tentang Jalan Tol, keberadaan terminal bayangan di
ruas tol Cikampek kilometer 8 kawasan Jatibening itu memang melanggar peraturan.
PP No. 15 tahun 2005 tentang Jalan Tol BAB V Pasal 41 Ayat 1.e menyatakan bahwa
jalan tol tidak digunakan untuk keperluan menaikkan atau menurunkan penumpang
dan/atau barang dan/atau hewan, seharusnya pengemudi angkutan umum tidak
melayani naik dan turun penumpang di jalan tol.
Selain melanggar peraturan, kegiatan menaikan dan
menurunkan penumpang di jalan tol akan sangat membahayakan penumpang dan
menyebabkan kemacetan. Namun, karena masyarakat membutuhkan akses naik dan turun penumpang di eks pintu tol
Pondokgede Timur, Jatibening, seharusnya pihak Jasa Marga mencarikan solusi
untuk membantu masyarakat.
Sebagai solusi, Yudi menyarankan Jasa Marga membangun
rest area mini disekitar KM 8. Dengan demikian, kegiatan turun-naik penumpang
di ruas tol km 8 Jatibening tidak mengganggu kelancaran arus kendaraan dan
tentunya lebih aman.
“Selama belum ada tempat untuk menurunkan dan
menaikan penumpang, penutupan terminal bayangan itu sebaiknya ditunda sementara
waktu sambil menunggu solusi terbaik untuk masyarakat.” Kata Yudi, politisi PKS
asal Dapil IV Jabar itu.
Seperi diketahui, ratusan warga memblokir jalan
tol Jatibening. Aksi pemblokiran warga dimulai sejak pukul 05.30 WIB. Aksi ini
dilakukan karena warga protes adanya penutupan terminal bayangan di tol
Jatibening. Di lokasi itu, warga biasanya menaiki bus menuju arah Jakarta.
Namun pada hari ini, jalur tersebut dipagari oleh Jasa Marga.
Akibat aksi tersebut, kemacetan lalu lintas di tol
bahkan hingga Kalimalang, Jakarta Timur pun tidak terelakkan. Warga yang hendak
melakukan aktivitasnya pada pagi hari baik kerja ataupun pergi bersekolah semua
berkeluh kesah atas kejadian tersebut.
Diantara warga bahkan
menyebut kerusuhan tersebut sebagai kiamat lalu lintas. Betapa tidak, peristiwa
yang berbarengan dengan jam sibuk itu sangat merugikan dan menyebalkan bagi
para pekerja dan anak-anak sekolah maupun mereka yang pergi kuliah.
fpks dpr ri
0 komentar:
Posting Komentar