Jakarta – Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaq
mengantarkan delegasi Indonesia yang akan berangkat ke Myanmar, Selasa
subuh. “Kami mendukung misi kemanusiaan yang dibawa anggota parlemen RI
dipimpin saudara Hidayat Nur Wahid. Delegasi ini akan melengkapi upaya
yang telah dilakukan Jusuf Kalla sebelumnya sebagai Ketua PMI dan utusan
khusus RI untuk pengungsi Myanmar. Ini bukti kepedulian PKS terhadap
masalah kemanusiaan di peringkat kawasan,” ujar Lutfi.
Delegasi Indonesia terdiri 4 anggota parlemen (Hidayat Nur Wahid, Moh. Sohibul Iman, Nurhasan Zaidi dan Ledia Hanifa) serta dua staf Menteri Sosial (Suryama M. Sastra dan Sapto Waluyo). “Misi kami mendorong pemerintah Myanmar agar membuka akses bagi bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi di Rakhine/Arakan. Konflik itu mungkin dinyatakan sebagai masalah domestik, tapi dampaknya jelas melampaui batas negara. Di Indonesia ada sekitar 500 pengungsi Myanmar, belum lagi di perbatasan Bangladesh dan Thailand. Karena itu, kita harus cari solusi sesuai prinsip ASEAN,” ungkap Hidayat.
Ledia Hanifa selaku perempuan anggota parlemen menyatakan, “Indonesia telah mengambil inisiatif untuk dukung proses demokratisasi di Myanmar melalui kaukus parlemen. Saat ini, kita perlu memberi perhatian pada masalah kemanusiaan agar tidak jatuh korban lebih besar, terutama anak-anak dan kaum perempuan. Pemerintah Myanmar harus menghormati HAM dan membuka akses sesuai standar internasional.”
Turut melepas keberangkatan delegasi, sejumlah aktivis kemanusiaan dari PKPU dan RZI serta wartawan Al Jazeerah. Delegasi Indonesia direncanakan bertemu dengan Ketua Parlemen dan Menteri Urusan Perbatasan serta Menteri Kesejahteraan Sosial Myanmar. [SJ]
suarajakarta.com 21 Agustus 2012
Foto: Republika
Delegasi Indonesia terdiri 4 anggota parlemen (Hidayat Nur Wahid, Moh. Sohibul Iman, Nurhasan Zaidi dan Ledia Hanifa) serta dua staf Menteri Sosial (Suryama M. Sastra dan Sapto Waluyo). “Misi kami mendorong pemerintah Myanmar agar membuka akses bagi bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi di Rakhine/Arakan. Konflik itu mungkin dinyatakan sebagai masalah domestik, tapi dampaknya jelas melampaui batas negara. Di Indonesia ada sekitar 500 pengungsi Myanmar, belum lagi di perbatasan Bangladesh dan Thailand. Karena itu, kita harus cari solusi sesuai prinsip ASEAN,” ungkap Hidayat.
Ledia Hanifa selaku perempuan anggota parlemen menyatakan, “Indonesia telah mengambil inisiatif untuk dukung proses demokratisasi di Myanmar melalui kaukus parlemen. Saat ini, kita perlu memberi perhatian pada masalah kemanusiaan agar tidak jatuh korban lebih besar, terutama anak-anak dan kaum perempuan. Pemerintah Myanmar harus menghormati HAM dan membuka akses sesuai standar internasional.”
Turut melepas keberangkatan delegasi, sejumlah aktivis kemanusiaan dari PKPU dan RZI serta wartawan Al Jazeerah. Delegasi Indonesia direncanakan bertemu dengan Ketua Parlemen dan Menteri Urusan Perbatasan serta Menteri Kesejahteraan Sosial Myanmar. [SJ]
suarajakarta.com 21 Agustus 2012
Foto: Republika
0 komentar:
Posting Komentar