Lubukbegalung—Pemko
Padang harus memutar otak memikirkan antisipasi maraknya tawuran
pelajar di Padang yang kian mencemaskan. Selain sanksi tegas berupa
pemberhentian dari sekolah, untuk jangka panjang Pemko bakal
menerapkan sistem penerimaan siswa baru (PSB) online berdasar tempat tinggal siswa.
“Saat PSB online
maupun penerimaan siswa di swasta tahun depan, kami akan
mempertimbangkan alamat tempat tinggal siswa dengan sekolah yang
dipilih. Maksudnya, siswa itu akan diprioritaskan bersekolah di sekitar
tempat tinggal mereka,” kata Wakil Wali Kota Padang, Mahyeldi
Ansharullah, kemarin.
Mahyeldi mencontohkan siswa
yang tinggal di Lubukbegalung, diprioritaskan bersekolah di SMAN 4
atau sekolah lainnya di kawasan itu. “Ini akan membantu memudahkan
pengawasan orangtua dan lingkungan sekitar terhadap perilaku anak.
Selain itu, mobilitas siswa tidak terlalu lama,” tutur Mahyeldi.
Rencana itu telah melalui
analisa dan pengamatan Wawako sejak lama. Banyak siswa sepulang sekolah
menuju Pasar Raya dan sekitarnya. “Sebenarnya siswa ini bisa
langsung pulang, tapi karena melewati Pasar Raya dan daerah
sekitarnya termasuk Lapangan Imam Bonjol, tentu ada keinginan untuk
berhenti di sana meski sekadar berkumpul dan duduk-duduk saja,” ulasnya.
Jika bersekolah di dekat
tempat tinggal, Mahyeldi meyakini kesempatan untuk bertemu dengan
siswa dari sekolah lain kecil kemungkinannya. “Sebab mereka tidak
lagi menuju pusat kota. Saya sering melihat siswa yang tinggal di
Pegambiran bersekolah di kawasan Ulakkarang. Jadi siswa itu harus naik
dua kali naik angkot dan pertukaran angkot di kawasan Pasar Raya dan
sekitarnya,” ungkapnya.
Untuk melaksanakan konsep
itu, Mahyeldi telah meminta Dinas Pendidikan untuk menyemaratakan
pendidikan di seluruh sekolah. “Jadi tidak ada perbedaan mutu sekolah
satu dengan sekolah lainnya, terutama di kawasan pinggir kota dengan
pusat kota,” tuturnya seraya mengatakan, peningkatan mutu sekolah
harus dilakukan dengan cara menggenjot mutu guru di masing-masing
sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan
Padang, Indang Dewata mengatakan telah melakukan pemerataan mutu
sekolah dengan berbagai upaya. Salah satunya, peningkatan mutu guru.
Misalnya pelatihan dan mengaktifkan diskusi guru setiap mata pelajaran.
“Apalagi dengan adanya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), guru bisa
melakukan diskusi dengan guru dari sekolah lain,” ungkap Indang.
Sebelumnya, memberikan shock
terapi pada siswa yang terlibat tawuran, Wawako setuju untuk
dikeluarkan dari sekolah. Tapi dengan catatan harus ada pembinaan
terlebih dahulu. Apalagi Disdik Padang telah mengeluarkan surat edaran
perbuatan apa saja yang bisa membuat siswa dikeluarkan jika melakukan
hal itu.
Surat edaran bernomor
420/0827/DP-Sekre/2011 menjelaskan, ada sejumlah poin dalam surat
tersebut yang menyatakan akan mengeluarkan siswa jika melanggar poin
tersebut.
Di antaranya tawuran,
mengedarkan narkoba dan minuman keras, membawa dan menyalahgunakan
senjata tajam, melawan guru, berbuat asusila, mengedarkan video atau
gambar porno. “Jadi terbukti melanggar itu akan dikeluarkan.
Surat tersebut sudah disosialisasikan pada siswa dan orangtua
siswa,” kata Indang. (ek)
Padang Ekspres 10 September 2012
0 komentar:
Posting Komentar