Terima kasih kepada pengunjung blog. Jumlah kunjungan telah melewati 23.000. Nikmati postingan baru setiap Sabtu-Ahad
Home » » Juara Sejati

Juara Sejati

Written By Unknown on Sabtu, 06 Oktober 2012 | 21.27

Oleh Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar

Ia  lahir di Brockton, Masachusett AmerikaSerikat tanggal 1 September 1923 dengan nama Rocco Francis Marchegian. Lelaki ini  adalah anak dari pasangan imigran asal Italia Pierino Marchegiano dan Pasqualina Picciuto. Sejak kecil masyarakat sekitar memanggilnya dengan panggilan Rocco.

Rocco terlahir dari keluarga miskin. Ayahnya hanya seorang pekerja biasa di sebuah pabrik sepatu. Saat usianya menginjak 18 tahun Rocco dinyatakan terkena penyakit pneumonia (paru-paru) yang hampir membuatnya kehilangan nyawa. Ia kemudian drop-out saat duduk di bangku SMA.

Gagal di bangku sekolah, Rocco kemudian bekerja di perusahaan truk angkutan barang Brockton Ice and Coal Company sebagai kuli angkut. Bersamaan dengan itu ia juga bekerja sebagai penggali parit dan pembuat sepatu.

Tahun 1943 ia menjalani wajib militer dan ditempatkan di Swansea, Wales. Tugas militernya sebenarnya sudah selesai pada Maret 1946 seusai Perang Dunia kedua. Namun sambil menunggu akhir masa tugasnya sebagai tentara, ia ikut pertandingan tinju amatir antar tentara. Beberapa kali ia menang, namun perjalanan karirnya di jalur tinju amatir tak begitu mulus.

Rocco sadar bahwa segala seseatu tidak boleh dilakukan separuh hati. Ia kemudian bertekad bahwa tinju adalah jalan hidupnya dan harus ditekuni secara serius. Ia pun mulai berlatih secara total, bahkan kadang hampir seperti gila. Ia beralih ke jalur tinju kelas berat profesional.  Ia juga mengubah namanya menjadi “Rocky Marciano”. Lebih populer, ia dipanggil Rocky.

Sambil terus meningkatkan intensitas berlatih. ia lalu memulai karier sebagai petinju  profesional pada tahun 1947, saat berusia 24 tahun.. Perjuangan dan kerja keras Rocky ternyata tak sia-sia. Ia memenangkan 16 pertandingan pertamanya dengan menang knock out. Gebrakan terbesarnya di arena tinju terjadi pada tanggal 12 Juli 1951 saat bertemu juara dunia kelas berat dunia legendaris Joe Louis, sekaligus petinju idolanya sejak kecil. Marciano berhasil menundukkan Joe Louis dengan menang KO di ronde ke-8.
Setahun berikutnya ia merebut gelar juara dunia dengan mengalahkan Jersey Joe Walcott juga dengan dalam sebuah pertarungan sengit dan mendebarkan. Namun akhirnya Rocky  berhasil menghentikan perlawanan Walcott dengan menang KO di ronde ke 13, meski Walcott sempat menjatuhkan Marciano pada ronde pertama.

Disiplin, kerja keras, berlatih dan terus berlatih bagi Rocky merupakan harga mati yang tak bisa ditawar-tawar. Motto itulah yang membuat prestasi demi prestasi berikutnya berhasil direnggutnya. Marciano memperoleh penghargaan Fighter of the Year dari Ring Magazine 3 kali berturut-turut. Hanya Muhammad Ali yang memenangkan penghargaan itu berkali-kali.  Ia mencatat statistik 49 menang sepanjang karirnya di tinju profesional, 43 kali dimenangkan dengan KO, tanpa terkalahkan, maupun seri.

Rocky Marciano (Rocco Francis Marchegian) tampil sebagai juara sejati dan menjadi legenda sepanjang masa. Kisah perjalanan hidupnya diangkat menjadi film yang sangat inspiratif dan box office dengan judul “Rocky” (seri  I sampai V), serta “Rocky Balboa”. Film yang dibintangi Sylvester “Rambo” Stallone ini juga meraih 3 penghargaan Oscar.

***
Awalnya ia tak tahu kalau dirinya punya bakat dalam olahraga renang. Namun ketika duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar, Yosita didukung oleh kedua orang tuanya Yusuf Sudaryanto dan Nita Damiana mencoba untuk belajar berenang.

Hasilnya cukup mengagetkan. Yosita ternyata punya bakat terpendam, ia dengan cepat menguasai renang. Hanya berlatih selama tiga hari, kemampuan gadis cilik bernama lengkap Patricia Yosita Hapsari ini mampu menyamai kemampuan renang kawan-kawannya yang telah berlatih selama beberapa bulan.

Yosita, kelahiran Jakarta 30 Juli 1993, putri sulung dari tiga bersaudara ini terus mengasah bakatnya dengan terus meningkatkan intensitas latihan. Saat melanjutkan sekolah SMP di Padang ia bergabung dengan Club Renang Ambacang. Latihan terus dilakukan secara intensif.

Usai gempa 30 September 2009 Yosita pindah ke Jakarta dan berkesempatan ikut berlatih di pelatnas renang. Bulan Oktober 2009 ia mulai menjajal kemampuannya dengan mengikuti Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan di Jakarta.  Di kejuaran ini Yosita langsung meraup 9 medali emas.

Berikutnya tahun 2010 Yosita meraih 2 medali emas di Kejuaran Renang Kelompok Umur, tahun 2011 ia juga memperoleh medali emas di nomor 200 meter gaya bebas. Tahun 2012 pada PON XVIII Yosita menyabet 3 medali emas sekaligus. Yosita juga memecahkan rekor PON di nomor 50 meter gaya bebas atas nama Nancy Suryaatmadja yang diciptakan tahun 2008 lalu. Ia mencatat waktu 26.87 detik sementara rekor lama 27.03 detik

Kesimpulannya, untuk menjadi juara sejati, dari belahan bumi manapun ia berasal kata kuncinya adalah harus melalui proses. Butuh latihan serius, disiplin dan kerja keras. Tak ada jalan lain, agar prestasi Sumbar bisa terdongkrak pada PON mendatang, kata kuncinya berproses (mempersiapkan diri) sejak dini, latihan, disiplin dan kerja keras. Saya yakin, atlet Sumbar pasti bisa menjadi juara sejati, dan mari kita lakukan persiapan itu mulai dari sekarang. ***

Singgalang 4 Oktober 2012
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar


 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2011-2013. PKS Lubeg - All Rights Reserved - Email: pkslubeg@yahoo.com
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger