Jakarta - Puluhan ribu massa PKS tumplek-blek di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Minggu (30/9). Mereka datang untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat tegas terhadap penistaan agama yang dilakukan oleh pembuat film Innocence of Muslims di AS. Desakan tersebut disampaikan oleh Ketua Fraksi PKS DPR RI Hidayat Nur Wahid dalam pernyataan sikapnya.
“PKS dan seluruh bangsa Indonesia menuntut ketegasan pemerintah AS untuk menghukum pembuat film Innocence of Muslims. Jangan berlindung di balik alasan HAM dan kebebasan berekspresi,” tegas Hidayat.
Menurutnya, AS telah menetapkan standar ganda terhadap umat Islam. Ketika Yahudi dilecehkan melalui film tentang Holocaust, Pemerintah AS langsung melarang peredaran film tersebut dan menganggapnya sebagai perbuatan melanggar hukum.
“Sedangkan, untuk film yang menghina umat Islam, Pemerintah AS membiarkan dengan dalih kebebasan berekspresi. Tentu ini tidak adil,” kata Anggota Komisi VIII DPR ini.
PKS, lanjut Hidayat, tidak akan tinggal diam terhadap segala bentuk pelecehan terhadap Islam. Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen umat islam untuk terus mendesak AS menghukum tegas pembuat film tersebut.
“Ini sudah menjadi keprihatinan umat Islam seluruh dunia. Karena itu, PKS akan mendesak terus agar AS mengambil tindakan terhadap pembuat film ini dan menghentikan peredarannya. Obama harus buktikan dirinya sebagai seorang yang demokratis. Jika tidak, umat Islam seluruh dunia akan terus menekan AS baik di dalam negeri, maupun forum-forum internasional,” ungkap Hidayat.
Selain dari PKS, aksi tersebut juga dihadiri oleh tokoh-tokoh Agama seperti Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf, Biksu Dwi Wahyu dari perwakilan Umat Budha, tokoh masyarakat Tionghoa Eddy Kusuma serta politisi senior dari PDIP Sabam Sirait.
Dalam orasinya, Slamet Effendi Yusuf menyerukan agar umat Islam bersatu melawan penistaan Islam oleh kelompok tertentu. Ia juga mengingatkan bahwa, di Indonesia masih ada kelompok kelompok dalam umat Islam sendiri yang justru mendukung alasan HAM dan kebebasan dari Pemerintah AS.
“Saya ingatkan kita umat Islam untuk bersatu. Bahkan di Indonesia ada beberapa kelompok yang justru mendukung alasan HAM dan kebebasan dari Pemerintah AS. Antek-antek liberalisme ini harus kita lawan dengan umat Islam bersatu,” tegas Ketua Bidang Kerukunan PBNU ini.
Politisi senior Sabam Sirait mengingatkan bahwa tidak hanya umat Islam yang merasa terusik dengan beredarnya film ini, tapi seluruh umat beragama di Indonesia. Sabam meyakini, melecehkan keyakinan agama lain, bukan merupakan bagian dari kebebasan berekspresi.
“Saya yakinkan, jika ada seorang kristen melecehkan umat Islam maka dia pasti bukan seorang kristen yang taat. Tidak boleh ada pelecehan keyakinan agama seseorang dari agama lain. Indonesia sudah bisa buktikan harmoni itu. Kenapa AS tidak?” tegas salah seorang pendiri PDI-P ini.
partaikeadilansejahtera.org
0 komentar:
Posting Komentar