Padang - Jelang ditabuhnya tahapan pemilu kepala daerah
(pilkada) Padang oleh KPU 2 April, lembaga survei Institute for
Community Studies (InCoSt) merelis hasil survei terbaru mereka. Dalam
survei yang digelar 24-27 Maret 2013, inCoSt mendapatkan dua kandidat
utama, yang akan bersaing dalam pilkada langsung kedua sepanjang sejarah
Kota Padang itu.
Direktur InCoSt Erizal menyebutkan, dua orang tersebut adalah,
tokoh muda perubahan Kota Padang Andre Rosiade, dan wakil wali Kota
Padang yang akan menjadi calon incumbent pilkada, Mahyeldi Ansharullah.
Dua pria beda latar belakang ini, menempati urutan pertama dan kedua,
dengan selisih persentase elektabiltias (tingkat keterpilihan) sebagai
bakal calon wali kota (bacawako) hanya 2,3 persen saja.
”Berdasarkan
hasil survei kami terhadap 29 orang yang disebut akan maju pilkada,
menyatakan diri maju pilkada, dan mendaftar ke partai politik atau
perseorangan, terdapat 25 nama yang dipilih responden. Sisanya, 6,3
persen belum menentukan pilihan. Dua nama teratas adalah, Mahyeldi
Ansharullah dengan elektabilitas 25,1 persen, dan Andre Rosiade 22,8
persen,” kata Erizal dalam keterangan persnya kepada wartawan, kemarin.
Menurut
pria yang juga telah melakukan survei akurat untuk pemilihan gubernur
(pilgub) dan pemilihan bupati/wali kota 2010 (Pasbar, Pasaman,
Dharmasraya dan Payakumbuh 2012 ini), nama-nama lain yang mengekor,
berselisih lebih dari 15 persen dari dua kandidat terkuat. Seperti,
anggota DPR RI M Ichlas el Qudsi (Michel) hanya di angka 7,5 persen,
mantan Wakil Wali Kota Padang Yusman Kasim (6,6 persen), dan Ketua
Baznas Padang Maigus Nasir (4,5 persen).
”Sementara Asnawi Bahar
yang sudah mulai bekerja sejak beberapa waktu terakhir telah mulai
merangkak naik di angka 3,2 persen, diikuti dua anggota DPD RI Emma
Yohana 2,9 persen dan Afrizal 2,5 persen. Yendril dan Alkudri, berada di
10 besar dengan persentase elektabilitas di bawah 3 persen (lihat
grafis),” kata Erizal yang juga seorang konsultan politik dan kolumnis
media massa ini.
Dia menyebutkan, mengacu kepada popularitas
(tingkat keterkenalan) sebenarnya ada ketimpangan antara popularitas
Mahyeldi yang mencapai 84,8 persen dengan elektabiltas 22,1 persen.
Artinya, banyak responden yang mengaku kenal, tapi tidak menjatuhkan
pilihan kepadanya. Berbeda dengan Andre yang hanya memiliki popularitas
65,3 persen, tapi elektabiltasnya mencapai 22,8 persen. Sementara,
popularitas ketiga dimiliki Yusman Kasim (51,3 persen), Michel (46,1
persen), dan Emma Yohana (40,7 persen). Sedangkan Maigus Nasir (28,3
persen), Alkudri (26,0 persen).
Menurutnya, survei tersebut
menggunakan responden sebanyak 801 orang, dengan margin eror 2,5 persen.
Jumlah pemilih, tersebar di 11 kecamatan meliputi 104 kelurahan di Kota
Padang, sesuai dengan persentase kepadatan penduduk. Survei juga
dilakukan berdasarkan pekerjaan responden, yang didominasi oleh ibu
rumah tangga 34,0 persen, wiraswasta/pengusaha (16,5 persen), pegawai
swasta (10 persen), pensiunan (6 persen), buruh (5,6 persen),
pelajar/mahasiswa (5,1 persen), guru (4,7 persen), pengangguran (4,2
persen), dan lainnya. Semuanya diambil berdasarkan skala penduduk Kota
Padang dari sisi pekerjaan.
Konsistensi pemilih dibagi tiga, yaitu
31,1 persen bertahan dengan pilihan (tetap sama), ada kemungkinan
berubah 56,8 persen dan tidak tahu 12,1 persen. ”Dari sisi ini, Andre
Rosiade mengungguli Mahyeldi. Karena, pemilih loyalnya mencapai 41
persen, sementara Mahyeldi hanya 26,4 persen. Ini adalah salah satu
alasan, Andre disebut-sebut bisa melewati Mahyeldi,” katanya.
Perubahan
Alasan
memilih yang ditawarkan surveyor dijawab responden paling banyak karena
berpengalaman 20,0 persen, ingin perubahan (16,6 persen), dekat dengan
masyarakat (15,9 persen), hubungan keluarga/pertemanan (6,4 persen),
religius dan paham adat (5,7 persen). ”Dua kandidat juga mendominasi di
pertanyaan ini. Andre mayoritas dipilih karena perubahan, dan dekat
dengan masyarakat. Sementara Mahyeldi, karena berpengalaman,” sebut
Erizal menyebut salah satu kesimpulan dan rekomendasi surveinya.
Kecenderungan
dua kali survei InCoSt ini, kata Erizal, Mahyeldi dan Andre memiliki
tren naik. Saat melakukan survei 6-13 Januari 2014, kedua kandidat ini
berada pada angka 17,5 persen, dan 15,4 persen. Sementara, Michel
memiliki kecenderungan penurunan elektabilitas dari 9,2 persen, menjadi
7,5 persen. Yusman Kasim disebut stabil, dan Maigus Nasir sedikit naik.
Kesimpulan
Menurur
Erizal, dari dua kali survei InCoSt, sepertinya yang baru telihat
bersaing ketat dan serius dalam pilkada Padang adalah Mahyeldi dengan
Andre Rosiade. Belum tampak kandidat lain yang bersaing, meski telah
memasukkan 29 kandidat yang bakal maju.
Sebagai incumbent,
katanya, Mahyeldi tidak terlalu kuat (2,51 persen), sebaliknya sebagai
pendatang baru dan tokoh muda Andre Rosiade cukup berhasil membangun
popularitas dan elektabilitasnya di Padang. Andre berpeluang mengalahkan
Mahyeldi, meski tidak mudah, karena faktor incumbent. Strategi memilih
pasangan menjadi sangat penting, untuk meningkatkan
popularitas-elektabilitas masing-masing, jika nantinya bertarung.
”Pertarungan
Mahyeldi dan Andre Rosiade sepertinya bertemakan lanjutkan
(berpengalaman) melawan perubahan, atau kemapanan melawan perubahan.
Satu hal yang menarik, tingkat konsistensi pemilih Padang masih relatif
rendah (31,1 persen). Artinya, dinamika politik Pilkada masih tinggi”
katanya. Dibandingkan dengan Mahyeldi, tingkat konsistensi pemilih Andre
relatif lebih baik,” sebutnya. (rvi)
posmetropadang.com/pkssumbarnews.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar