Oleh Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar
Hati Toni menjadi galau dan kacau. Betapa tidak, segala persiapan telah ia lakukan dengan baik. Sehabis shalat magrib dan usai shalat subuh, buku-buku cetak maupun berbagai catatan mata pelajaran seperti ia lahap tak bersisa. Semua pelajaran yang ia pelajari dan yang ada dalam buku-buku seolah-olah telah ia salin semua ke dalam kepala. Ia mempersiapkan diri semaksimal mungkin untuk menghadapi ujinan nasional (UN).
Tapi apa yang terjadi? Ternyata yang ia tunggu-tunggu ingkar janji. Ujian nasional yang ia tunggu-tunggu ternyata tak sesuai dengan waktu yang direncanakan semula. Waktu pelaksanaan ujian diundur. Di sebagian daerah UN tetap dilaksanakan sesuai waktu yang direncanakan semula, meski masih terdapat masalah dan kekurangan di sana-sini, sementara di 11 provinsi lainnya diundur.
Bagaimana mungkin? Peristiwa seperti ini baru pertama kali terjadi sepanjang sejarah pelaksanaan ujian nasional. Sungguh tak masuk akal. Toni jadi uring-uringan, kesal, serta ingin marah-marah melampiaskan semua kekesalannya. Hampir saja ia patah semangat.
Peristiwa ini memang sangat di luar dugaan. Pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tentu tidak menginginkan peristiwa itu terjadi. Paling tidak tentu mereka tidak ingin dipermalukan oleh peristiwa tersebut. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan tentu telah berusaha keras sebelumnya agar UN berjalan tepat waktu, sukses dan lancar. Namun itulah kenyataan yang terjadi. Karena berbagai hal, UN yang ditunggu-tunggu dan dipersiapkan sedemikian rup,a terkendala pelaksanaannya.
Tak jelas dimana letak kesalahannya. Tak perlu mencari kambing hitam agar masalah ini tak berlarut-larut. Yang paling penting adalah solusinya dan antisipasi masalah ini cepat ditemukan. Pihak Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pun telah meminta maaf atas kejadian ini. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah meminta keterangan dari Mendikbud dan Presiden telah memberikan pengarahan untuk mengantisipasi masalah ini
Peristiwa ini tentu tak boleh terulang lagi. Kejadian ini merupakan sebuah pelajaran yang sangat mahal. Peristiwa ini menjadi pelajaran di masa datang, untuk dikaji dimana kekurangan sisi lemahnya, agar tidak terulang lagi di masa datang.
Marah, kesal, caci maki, saling tuding tentu tak menyelesaikan masalah. Bagi pelajar, hadapi ujian ini dengan kepala dingin dan hati tenang. Jika diundur, manfaatkan peluang ini sebagai tambahan kesempatan untuk belajar. Jika dihadapi dengan kesal dan hati gelisah sudah pasti hasil ujian yang diperoleh tidak maksimal.
Demikian juga para orang tua, kita paham, biasanya orang tua lebih kuatir dan gelisah lagi dibanding anaknya yang ikut ujian. Jangan menambah kegusaran anak dengan memperlihatkan kegelisahan orang tua. Sebaliknya orang tua yang harus mendorong anak supaya tenang dan sabar, jangan sebaliknya.
Tak ada masalah yang tanpa jalan keluar, ndak ado kusuik nan indak salasak, begitu kata pepatah. Jika dihadapi dengan tenang dan kepala dingin, Insya Allah semua persoalan bisa diselesaikan dengan baik. Di balik ujian dan cobaan selalu ada hikmah dan pelajaran darinya. Semoga kita Tuhan selalu melindungi kita dan selalu menunjukkan jalan terbaik bagi kita semua. Amiin. ***
Singgalang 19 April 2013
irwan-prayitno.com
0 komentar:
Posting Komentar