Padang – Sebagai balon Walikota
Padang, H. Mahyeldi Ansharullah patut dicontoh. Dia turun tangan membuka
posternya yang terpasang di pohon pelindung. Dalam waktu seminggu ke
depan, posternya yang dipasang simpatisan pada tempat-tempat terlarang
itu, sudah harus tuntas dibuka kembali. Sebelumnya, poster Mahyeldi di
pohon-pohon pelindung itu sempat menjadi sorotan.
Tahap awal, Mahyeldi yang saat ini menjabat Wakil Walikota membersihkan
posternya yang terpasang di beberapa pohon pelindung di Jl. Samudera
tepi Pantai Padang, Rabu (29/5) bersama tim Partai Keadilan Sejahtera
(PKS), yang mengusungnya pada pilkada Oktober mendatang. Upaya
membongkar poster sendiri, membuat warga kota cukup banyak memperhatikan
dan menimbulkan decak kagum karena calon walikota yang taat dengan
aturan.
Menurut salah seorang warga, Dedi mengatakan, kendati Mahyeldi saat ini masih berkuasa namun tetap menaati aturan. Tak banyak pemimpin seperti dia, dan kerapkali bertindak semaunya karena masih berkuasa.
Mahyeldi kepada wartawan mengatakan, terpasangnya poster di tempat-tempat terlarang yang dipasang simpatisan, sebenarnya adalah bentuk perhatian yang luar biasa dan kadangkala lupa memasang pada tempat yang benar. Dia sendiri tak tahu telah terpasang di tempat terlarang, maka ke depan diharapkan bisa dipasang oleh simpatisan pada tempat yang benar.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para simpatisan dan kader yang telah memasang poster sebagai bentuk simpatik. Namun, saya meminta dipasang pada tempat yang benar dan tak menyalahi aturan,” ujarnya.
Dikatakannya, instansi terkait dalam hal ini Satpol PP juga meminta supaya menjalani aturan yang ada untuk membongkar poster atau baliho yang berada tidak pada tempatnya. Seperti pohon pelindung dan tiang listrik. Sebab, selain merusak pohon pelindung, juga merusak estetika kota. Selain itu, tim dan kader PKS yang membuka poster tersebut harus memakai seragam partai untuk menghindari keselahpamahan dengan kader PKS lain.
Saat ini, jelang pemilihan walikota dan wakil walikota Padang pada 30 Oktober mendatang, di jalan-jalan utama banyak poster kandidat terpajang di pohon pelindung. Bahkan juga di jalan-jalan kecil seperti di Nanggalo, Kuranji, Gunung Sariak dan beberapa jalan lain. (103)
Singgalang
Menurut salah seorang warga, Dedi mengatakan, kendati Mahyeldi saat ini masih berkuasa namun tetap menaati aturan. Tak banyak pemimpin seperti dia, dan kerapkali bertindak semaunya karena masih berkuasa.
Mahyeldi kepada wartawan mengatakan, terpasangnya poster di tempat-tempat terlarang yang dipasang simpatisan, sebenarnya adalah bentuk perhatian yang luar biasa dan kadangkala lupa memasang pada tempat yang benar. Dia sendiri tak tahu telah terpasang di tempat terlarang, maka ke depan diharapkan bisa dipasang oleh simpatisan pada tempat yang benar.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para simpatisan dan kader yang telah memasang poster sebagai bentuk simpatik. Namun, saya meminta dipasang pada tempat yang benar dan tak menyalahi aturan,” ujarnya.
Dikatakannya, instansi terkait dalam hal ini Satpol PP juga meminta supaya menjalani aturan yang ada untuk membongkar poster atau baliho yang berada tidak pada tempatnya. Seperti pohon pelindung dan tiang listrik. Sebab, selain merusak pohon pelindung, juga merusak estetika kota. Selain itu, tim dan kader PKS yang membuka poster tersebut harus memakai seragam partai untuk menghindari keselahpamahan dengan kader PKS lain.
Saat ini, jelang pemilihan walikota dan wakil walikota Padang pada 30 Oktober mendatang, di jalan-jalan utama banyak poster kandidat terpajang di pohon pelindung. Bahkan juga di jalan-jalan kecil seperti di Nanggalo, Kuranji, Gunung Sariak dan beberapa jalan lain. (103)
Singgalang
0 komentar:
Posting Komentar