Acara bergengsi bertaraf internasional
dengan tajuk Tour de Singkarak (TDS) tengah digelar. Tahun ini merupakan
kali kelima. Sejumlah jurnalis menggambarkannya sebagai sebuah “Lomba
Balap Sepeda di Surga Khatulistiwa.”
Memang di situlah letak keistimewaan Sumatra Barat. Keindahan alam membentang luas hampir di semua pelosok, mulai dari dataran tinggi sampai lembah, ngarai dan pantai. Mata seakan-akan tak pernah puas memandang dan mengagumi rahmat dan karunia Tuhan yang luar biasa itu. Para fotografer sekan-akan tak pernah kekurangan bahan untuk mengangkatnya menjadi ribuan karya foto yang spektakuler.
Lima tahun waktu berjalan, ajang TdS membuat Sumatra Barat makin dikenal dan disayang. Seperti kata pepatah, “Tak tahu maka tak kenal, tak kenal maka tak sayang.” Kini, setelah 5 tahun TdS berjalan, Sumatra Barat makin dikenal dan dicintai. Jika tahun lalu diikuti 16 negara, tahun ini 27 negara. Kita yakin jumlah tersebut terus bertambah dan bertambah dari tahun ke tahun.
Antusiasme masyarakat menyaksikan TdS juga meningkat luar biasa. Saat pembukaan Sabtu (1/6) malam lalu yang dihadiri Wamen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar di pelataran Jam Gadang Bukittinggi, masyarakat tumpah ruah. Diperkirakan jumlah masyarakat yang menyaksikan pembukaan TdS tahun ini, sekitar dua kali lipat tahun sebelumnya. Ditambah dengan dentuman semarak cahaya kembang api serta kehadiran group band kondang Purwacaraka Big Band membuat suasana Bukittinggi saat itu makin meriah dan semarak.
Saat start yang ditunggu-tunggu juga tak kalah berkesan. Sejak pagi para pebalap yang mayoritas merupakan warga asing tampak antusias, seolah-olah tak sabar menunggu bendera start diangkat oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu. Masyarakat datang lebih banyak lagi memadati pelataran Jam Gadang menunggu detik-detik dimulainya lomba yang selain menyuguhkan keindahan alam juga menawarkan hadiah milyaran rupiah.
Seperti yang diharapkan, meningkatnya kedatangan pengunjung ke
Bukittinggi akan mendongkrak geliat ekonomi di kota sentral wisata
Sumatra Barat itu. Secara kasat mata, apa yang diharapkan itu memang
jadi kenyataan. Boleh dikatakan, semua hotel di Bukittinggi penuh, meski
umumnya telah memanfaatkan extra bed. Pusat-pusat kuliner dan souvenir
juga terlihat bergairah karena diserbu para pembeli. Hal itu tentu akan
mendongkrak ekonomi masyarakat dan membuka peluang usaha bagi kita.
Masyarakat luas bahkan dunia telah tahu dan kenal Sumatra Barat, kita
tentu ingin mereka cinta dan rajin berkunjung ke sini, agar peluang
ekonomi itu makin terbuka. Karena itu tugas kita adalah memberikan yang
terbaik dan memberikan kesan yang baik kepada mereka. Jika menawarkan
jasa kuliner, berikanlah kuliner yang terbaik.
Begitu juga jika menawarkan souvenir, berikanlah souvenir terbaik dan
berkualitas. Jangan kecewakan mereka, buktikan, orang Minang adalah
masyarakat yang berbudaya tinggi, jangan buat mereka kapok untuk datang
lagi. Jangan berikan kesan yang jelek yang membuat mereka memberikan
penilaian negatif tentang Sumatra Barat.
Mari bersama-sama menyukseskan TdS, mari saling bahu-membahu untuk
membuka peluang perbaikan ekonomi bagi ranah yang indah dan kita cintai
ini.
Sekali lagi, TdS kali ini beda dari yang sudah-sudah dan luar biasa. Bahkan, Wakil Presiden Boediono juga datang ke Sumbar di saat iven ini digelar. (*)
Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar
Singalang 8 Juni 2013
0 komentar:
Posting Komentar