Terima kasih kepada pengunjung blog. Jumlah kunjungan telah melewati 23.000. Nikmati postingan baru setiap Sabtu-Ahad
Home » » Ujian dan Pengorbanan

Ujian dan Pengorbanan

Written By Unknown on Minggu, 13 Oktober 2013 | 12.35

Sudah lama Nabi Ibrahim AS mendambakan seorang anak. Barulah menjelang usia senja istri Nabi Ibrahim, Hajar terlihat mengandung dan menjanjikan keturunan. Maka Nabi Ibrahim makin sayang kepada Hajar.

Kemudian Hajar melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat dan lucu dan diberi nama Ismail. Nabi Ibrahim makin sayang kepada Hajar dan anaknya Ismail. Namun Allah menguji mereka. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim Hajar ke suatu tempat yang jauh, yang Nabi Ibrahim sendiri tidak mengenal tempat itu.

Dari Palestina dengan mengendarai onta, Nabi Ibrahim membawa  Hajar dan Ismail ke arah yang dia sendiri tidak tahu tujuannya. Namun ia yakin ada Allah akan membimbingnya. Setelah selama berminggu-minggu berjalan sampailah Nabi Ibrahim di sebuah daerah yang bernama Mekah. Saat itu daerah tersebut tidak berpenghuni. Dimana-mana hanya terlihat gurun pasir dan gunung-gunung batu, tak ada tanaman untuk dimakan juga tak ada air untuk diminum. Nampaknya di sinilah  Hajar dan Ismail diperintahkan untuk ditinggalkan.

Nabi Ibrahim tentu saja sangat sedih, namun beliau berkata kepada  Hajar:  ”Bertawakallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan dialah yang akan melindungi kamu dan menyertai kamu di tempat yang sunyi ini. Sungguh kalau bukan perintah dan wahyu-Nya, tidak sekalipun aku tega meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat aku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah yang Maha kuasa tidak akan menelantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya. Insya-Allah”

Setelah ditinggal Ibrahim, keadaan  Hajar dan Ismail sangat mengenaskan. Segera saja  Hajar kelaparan dan dahaga di gurun tandus tersebut. Akibat kelaparan, air susunya juga tak lagi menetes untuk menyusui Ismail. Ismail menangis terus-menerus menyayat hati. Kelaparan, kecemasan ditambah tangisan Ismail karena tak ada lagi air susu yang akan ia minum, membuat  Hajar menjadik panik. Ia berlarian kesana-kemari untuk mencari sesuap makanan atau seteguk air pengobat lapar dan dahaga.

Lalu  Hajar pergi ke bukit Safa, ia berharap bisa mendapatkan sesuatu yang bisa menolongnya, namun hanya batu dan pasir yang ditemuinya di sana. Dari Bukit Safa itu ia melihat bayangan air yang mengalir di atas Bukit Marwah, kemudian ia berlari lagi ke bukit Marwah, namun setelah sampai di sana yang dikiranya air, ternyata hanya bayangan fatamorgana belaka.

Diriwayatkan dalam keadaan yang tidak berdaya dan hampir putus asa, setelah 7 kali bolak balik antara Safa dan Marwah, datanglah malaikat jibril dan bertanya: “Siapakah sebenarnya engkau ini?” Kemudian  Hajar menjawab : “Aku adalah hamba sahaya Ibrahim”. Jibril bertanya lagi :” Kepada siapa engkau dititipkan di sini?”,  hajar menjawab : “Hanya kepada Allah.

Lalu malaikat jibril berkata lagi : “Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat yang maha pemurah dan maha pengasih, yang akan melindungimu, mencukupkan keperluan hidupmu dan tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya”

Lalu  Hajar diajak  ke suatu tempat dimana malaikat jibril menginjakkan telapak kakinya kuat kuat di atas tanah. Atas izin Allah keluarlah dari bekas telapak kaki itu air yang begitu jernih. Mata air itu kemudian dinamakan mata air zam-zam yang tak pernah kering hingga saat ini. Keberadaan ini pula yang membuat kota Mekah makin lama makin tumbuh dan berkembang luar biasa hingga saat ini.

Ketika Nabi Ismail AS mencapai usia remaja, Nabi ibrahim mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih puteranya tersebut.  Lama Nabi termenung menafsirkan mimpi itu. Sungguh amat berat ujian yang harus dihadapinya.  Namun sesuai dengan firman Allah: “Allah lebih mengetahui dimana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalah-Nya”. Lalu Nabi Ibrahim menuju ke Mekah untuk menemui dan menyampaikan hal tersebut kepada putranya Ismail.

Seperti firman Allah dalam QS 2: 124,  Dan (ingatlah, ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman:”Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: ”(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”.

Tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang Nabi Ismail pun menjawab perkataaan ayahnya : “Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu.  Kemudian dipeluknya Nabi Ismail AS dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata : “Bahagialah aku mempunyai seorang putra yang taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua yang ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah”

Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Nabi Ismail AS, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia. Awalnya terjadi perang bathin di hati beliau, antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Namun akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan di leher Nabi Ismail AS dan penyembelihan pun dilakukan.

Akan tetapi, parang tajam itu ternyata menjadi tumpul di leher Nabi Ismail AS.  “Wahai ayahku, rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cobalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku”.  Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya walau  Ismail telah ditelungkupkan lehernya dipotong dari belakang.

Dalam keadaan bingung dan sedih, datanglah wahyu Allah : “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpimu itu sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan qibas”.

Kemudian sebagai ganti nyawa Nabi Ismail AS, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS menyembelih seekor domba yang telah tersedia di sampingnya. Inilah Asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada setiap hari raya Idhul Adha di seluruh dunia.

Dari kisah di atas bisa kita lihat betapa sebuah ujian, sebuah perjuangan, sebuah pengorbanan yang dilakukan dengan ikhlas selalu berujung dengan sesuatu yang indah, manis bahkan luar biasa. Mungkin  Hajar tidak pernah membayangkan kota Mekah yang dulu tak berpenghuni dan dimana ia dulu berurai air mata demi seteguk air, akan berkembang pesat menjadi kota modern seperti saat ini.

Di Idul Adha tahun ini mari kita renungkan kembali dan jadikan teladan kisah keluarga Nabi Ibrahim AS yang penuh ujian, perjuangan dan pengorbanan.  Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan daya juang, kesabaran menghadapi ujian dari Allah serta keihklasan untuk berkorban demi kemajuan bersama, dan tentu juga untuk diri dan keluarga kita sendiri. Semoga kita ummat yang bertaqwa. ***

Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar

Singgalang 11 Oktober 2013
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar


 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2011-2013. PKS Lubeg - All Rights Reserved - Email: pkslubeg@yahoo.com
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger