فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا . إِنَّ مَعَ
الْعُسْرِ يُسْرًا (سورة الشرح: 5-6)
"Maka sesungguhnya, bersama
setiap kesulitan terdapat kemudahan. Sesungguhnya bersama setiap kesulitan
terdapat kemudahan." (QS. Asy-Syarh: 5-6)
Berdasarkan
ayat ini, dikenal sebuah ungkapan;
لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
"Satu kesulitan tak kan
dapat mengalahkan dua kemudahan."
Ibnu
Masud radhiallahu anhu berkata,
لَوْ كَانَ العُسْرُ فِي حُجْرٍ لَطَلَبَهُ الْيُسْرُ
حَتَّى يَدْخُلَ، إِنَّهُ لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
"Seandainya kesulitan berada
di sebuah lobang, niscaya kemudahan akan mengejarnya hingga masuk ke lobangi
itu. Sesungguhnya, satu kesulitan tak kan dapat mengalahkan dua kemudahan."
Para ahli
tafsir berkata, "Makna 'satu kesulitan tak kan dapat mengalahkan dua
kemudahan'. Karena Allah Ta'ala mengulangi kata (العسر) yang berarti kesulitan dalam bentuk ma'rifah (definitif,
biasanya didahului ال),
sedangkan Dia mengulangi kata (يسرا) yang berarti kemudahan dalam bentuk nakirah (non definitif,
biasanya tidak didahului ال dan
diakhiri tanwin).
Kebiasaan masyaraat Arab adalah, jika menyebutkan kata dalam bentuk ma'rifah, lalu
diulang utk kedua kalinya, maka kata yang kedua adalah sama dengan yang
dimaksud dengan kata pertama. Adapun jika menyebut kata dalam bentuk nakirah
dan kemudian diulang, maka disana ada dua macam. Maka (العسر) yang diulang dalam ayat di atas pada hakekatnya
satu kesulitan, sedangkan (يسرا) yang diulang pada ayat di atas pada hakekatnya
adalah dua kemudahan. Maka ayat tersebut maknanya adalah; Sesungguhnya bersama
kesulitan terdapat kemudahan, dan bersama kesulitan (yang sama) terdapat
kemudahan yang lain.
Imam Syafii rahimahullah berkata;
صَبرا جَميلا ما أقرَبَ الفَرَجَا مَن
رَاقَب الله في الأُمُورِ نَجَا
Bersabarlah
dengan teguh, kemudahan sudah sangat dekat
Siapa
yang selalu dekat dengan Allah dalam setiap perkara, akan selamat.
مَنْ صَدَق الله لَم يَنَلْه أذَى وَمَن رَجَاه يَكون حَيثُ رَجَا ...
Siapa
yang jujur keimanannya kepada Allah, tak kan mendapat bahaya
Siapa
yang berharap kepada-Nya, kan Dia penuhi harapannya.
(Sumber:
Tafsir Ibnu Katsir dan Al-Baghawi)
Riyadh,
1433H.
Abdullah Haidir
0 komentar:
Posting Komentar