Jakarta, 7/5 – Tinggal 2 Tahun lagi
pemerintah memiliki waktu pada pencapaian swasembada daging sapi dimana
target swasembada yang telah ditetapkan tercapai pada tahun 2014. Ma’mur
Hasanuddin, anggota komisi IV DPR mengingatkan kepada pemerintah bahwa
waktu efektif hanya tinggal 1 tahun lagi. Karena 1 tahun selanjutnya,
kata Ma’mur, akan terjadi banyak hambatan akibat proses demokrasi yang
memaksa politik nasional bergejolak, sehingga sedikit banyak akan
mempengaruhi kinerja pemerintah.
Kejadian-demi kejadian pada proses pemenuhan daging
sapi skala nasional, akhir-akhir ini mengalami banyak rintangan baik
yang disebabkan oleh dalam negeri maupun pihak luar. Kasus perijinan
impor daging, demarketisasi (black campaign) yang dilakukan negara luar
terhadap industri sapi lokal, dilema lahan untuk produksi pakan ternak
atau pangan manusia, dan yang terakhir adanya sapi gila yang berasal
dari Amerika Serikat.
“Kami sangat mendukung kebijakan pemerintah untuk
menghentikan mendatangkan sapi dari Amerika, namun apresiasi akan
semakin besar manakala pemerintah menghentikan mendatangkan sapi-sapi
luar negeri termasuk dari Australia”, kata Ma’mur Hasanuddin.
Ma’mur menambahkan, bahwa swasembada daging sapi
harus menjadi harga mati bagi pemerintah dalam perwujudannya. Jika perlu
tidak menunggu hingga 2 tahun kedepan, 1 tahun jika dilakukan secara
serius dengan dukungan infrastruktur lahan, sumber pakan dan tehnik
perawatan, akan dapat tercapai proses swasembada tersebut, tambahnya
lagi.
Ma’mur mencontohkan dari sekian program yang
digulirkan oleh pemerintah, ia mencoba mengunjungi salah satu kelompok
masyarakat yang mendirikan rumah kompos di daerah Kabupaten Bandung
Barat. Kelompok ini mendapatkan bantuan dari kementerian pertanian untuk
penggemukan sapi, namun dengan kreatifitas mereka, kelompok tersebut
mampu menghasilkan pupuk kompos yang dapat memenuhi kebutuhan petani
penghasil padi organik.
“Tidak semua kelompok masyarakat memiliki kreatifitas
yang merata dalam berkreasi mengembangkan program-program yang
disalurkan pemerintah. Sehingga perlu adanya pembinaan dimana sapi-sapi
sudah berada di tangan pengelola yakni petani atau peternak, program
pemerintah mesti bergulir kembali pada proses pengawasan, pembinaan dan
pengembangan”, jelas Ma’mur.
“Saya sangat yakin, jika serius, pemerintah akan mampu mencapai swasembada daging sapi” tambahnya.
Saat ini, swasembada pangan yang terilihat hanya pada
pemenuhan kebutuhan telur dan daging ayam. Hingga saat ini tingkat
konsumsi telur masyarakat Indonesia hanya 87 butir/kapita/tahun dan
daging ayam 7 kg/kapita/tahun. Semua kebutuhan ini mampu dipenuhi oleh
dalam negeri.
Target swasembada daging sapi sudah terlambat dari
rencana awal. Swasembada daging sapi asalnya di target tahun 2005 dengan
toleransi hingga tahun 2010. Kenyataannya target tersebut direvisi
hingga pencapaian akan dipenuhi pada tahun2014.
17 juta ekor sapi yang ingin dicapai dari yang
tersedia saat ini sekitar 12 juta ekor sapi jika dilakukan secara serius
bukan hal yang mustahil. Banyak provinsi-provinsi yang mendukung
program swasembada pangan termasuk swasembada danging sapi seperti
Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Jawa Barat.
“Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah dalam
mewujudkan swasembada daging sapi, kami yakin tidak kurang dari dua
tahun, target tersebut dapat dicapai dengan syarat ada keseriusan dalam
mencapainya”, pungkas Ma’mur.
fpks.or.id
0 komentar:
Posting Komentar