Terima kasih kepada pengunjung blog. Jumlah kunjungan telah melewati 23.000. Nikmati postingan baru setiap Sabtu-Ahad
Home » » Kompetensi Hidayat Nurwahid

Kompetensi Hidayat Nurwahid

Written By Unknown on Kamis, 28 Juni 2012 | 22.57

Nurlyta Hafiyah, Bagus Takwin, & Niniek L Karim
Rekam jejak Hidayat Nur Wahid menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin yang menonjol ketika memimpin partai. Keberhasilan ini dimungkinkan dengan ketekunan bekerja teratur dan kemampuan memahami situasi sehingga kerjanya efisien.
Keteraturan dan kehati-hatian ia tekankan sebagai nilai organisasi. Ketika menjalankan peran pemimpin, ia berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dan menunjukkan rasa tanggung jawab yang kuat. Tindak-tanduknya santun. Ia juga memberi kesan orang yang andal dan produktif sebagai pemimpin suatu organisasi.
Secara keseluruhan, HNW dinilai memiliki kualitas kepemimpinan transformational yang tergolong cukup. Ia cukup dapat mengenali dan mengartikulasikan visi. Visinya tentang organisasi yang bersih dari korupsi ia tekankan kepada partai. Hal ini diperkuat dengan kemampuannya memberi contoh yang memadai. Ia dapat menjadi model bagi para pengikutnya karena konsistensi antara perkataan dan perbuatan. Contohnya, menyerahkan ”angpau” pernikahannya dengan dr Diana Abbas Thalib kepada KPK, menolak pemberian laptop bagi anggota dewan, dan menolak cincin kenangan anggota DPR bernilai miliaran rupiah.
Di MPR, HNW berupaya mendorong kolaborasi di antara kelompok kerja. Sebagai Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen di DPR, ia pastikan parlemen Indonesia punya peran penting dalam pertemuan kerja antarparlemen sedunia. Ketika menjadi ketua MPR, ia berhasil menjadikan keuangan MPR berpredikat Wajar Tanpa Pengecualian oleh BPK dan melakukan penghematan anggaran bernilai puluhan miliar.
Kebiasaan berpikir positif, mengutamakan penyelesaian masalah dan berkomitmen kuat menyelesaikan tugas yang menantang menggugah anak buahnya untuk menjadi anggota tim yang aktif. Jika jadi DKI-1, ia akan berusaha keras mengonsolidasikan kekuatan birokrasi. Budaya organisasi pemerintah daerah yang menurutnya tidak sesuai prinsip ideal akan diubahnya demi memenuhi tugas dan fungsi semestinya.
Diversitas
HNW memiliki pandangan yang relatif plural meski tidak sampai multikultural. Ia mampu menjalin interaksi dengan berbagai kelompok agama dan budaya. Namun, sebagai bagian dari partai Islam, ia menghadapi persepsi publik tentang ketertutupan dan kekakuannya. Karena itu, HNW perlu bekerja lebih keras menepis anggapan itu. Ia dapat menunjukkan itikad baik dengan membuka keran komunikasi dan kerja sama dengan berbagai kalangan. Baginya, bekerja dengan latar belakang keahlian jauh lebih penting daripada mempersoalkan perbedaan agama atau jenis kelamin. Hal ini bisa jadi karena ia besar dalam pendidikan pesantren modern yang menekankan pada apa yang dikerjakan, bukan pada nama, kelamin, atau agamanya.
Kerja sama dan komunikasi
HNW adalah sosok yang senang berbicara, ramah, dan membangun relasi yang luas. Ia diakui sebagai figur yang kompeten dalam menghadapi tekanan dan konflik organisasi. Ia mengecek informasi yang bersilangan dan menunjukkan inisiatif membangun komunikasi di antara dua kelompok yang berseberangan.
Di kalangan pengikutnya, sosok HNW diakui sebagai solidarity maker. Ia menghimpun suara yang berbeda, mendekatkan kelompok yang dipersepsikan berbeda pendapat, dan mencari titik tengah. Saat memiliki agenda atau tujuan tertentu, ia tidak menekan pihak lain dengan agresif, sebaliknya memosisikan diri untuk memahami situasi dan menerima keinginan pihak lain selama tidak bertentangan dengan prinsip dan aturan.
Fokus kepada warga
HNW adalah pribadi yang memiliki perhatian tinggi pada nasib warga. Hal ini diindikasikan dari inisiatifnya mengenai program partai untuk menyediakan rumah zakat, rumah kurban, penyediaan pemeriksaan kesehatan, posyandu, dan rumah bersalin. Selama memimpin partai, kegiatan itu menjadi ciri khas yang membedakannya dari partai lain di Indonesia.
Kesediaan bertemu kader dan umat juga menunjukkan kepeduliannya terhadap warga. Ia sering menghadiri forum pengajian, seminar, diskusi publik di kampung atau di kampus yang menunjukkan komitmennya tentang pemberdayaan dan pencerdasan masyarakat. Ia mencatat jadwal kegiatannya dari pagi sampai malam setiap hari. Orang yang meminta bantuan selalu ia bantu, selama tidak menentang prinsip kebenaran dan keadilan yang ia pegang.
Kepekaan global
Kepekaan globalnya mulai tumbuh ketika ia menjadi ketua MPR. Ia sering menemui perwakilan internasional di Indonesia dan luar negeri. Saat ini ia ditunjuk sebagai wakil Indonesia di Rabithah Alam Islami, sebuah organisasi bantuan Islam internasional. Sebelumnya, organisasi itu pernah diwakili mantan Presiden Habibie dan M Natsir, perdana menteri pertama Indonesia.
Baginya, keterwakilan Indonesia akan memberikan keuntungan bagi Jakarta. Menurutnya, kerja sama dalam bidang pendidikan, kebudayaan, juga investasi dapat ditingkatkan dengan sesama negara anggota.
Rekam jejak HNW menunjukkan bahwa ia dapat mengembangkan metode dan sistem yang lebih baik bagi organisasi. Misalnya, ia membangun sistem partai yang fokus pada pengembangan kader dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Ia memastikan bahwa rumah ibadah dan kampus dikuasai kekuatan kader. Kebijakannya adalah masjid untuk umat dan kampus untuk elite partai. Dengan ini, ia merealisasikan sumber kepemimpinan partai dan perekrutan keanggotaan dengan riil.
Prestasi itu mungkin tidak terlalu inovatif, tetapi ia mampu melihat potensi dan memanfaatkan kekuatan politik Islam di lapangan sebagai amunisi partai yang terabaikan oleh partai Islam lain. Dari rekam jejaknya, kita bisa menilai HNW orang yang fokus pada pengembangan organisasi. Karena itu, ia akan memperbaiki sistem organisasi pemerintah daerah bila menjadi DKI-1.
Pengambilan risiko
Kesediaan menerima pencalonan sebagai gubernur DKI menunjukkan ia siap menanggung risiko. Sebagai mantan ketua partai, ketua MPR, yang namanya sudah dikenal di dunia Islam global, kesediaannya itu menghasilkan risiko berkurangnya nama baik jika gagal. Namun, ia tak hirau terhadap risiko itu. Ia yakin harus bekerja, sementara keberhasilan bagian misteri Tuhan.
Jika ia kalah dalam pilkada ini, ia meyakini semua itu cara Tuhan mengujinya dan akan ada yang lebih baik yang belum terlihat saat ini. Kegagalan jadi energi positif sebab merupakan cambuk untuknya bekerja lebih keras, berusaha lebih cerdas, dan memaknai jihad secara luas.
HNW memiliki orientasi fokus kepada warga, kemampuan kerja sama dan komunikasi, serta menjalin solidaritas. Modal kompetensi inilah yang akan mencetak prestasi bila ia menjadi DKI-1.

kompas.com 28 Juni 2012
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar


 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2011-2013. PKS Lubeg - All Rights Reserved - Email: pkslubeg@yahoo.com
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger