Terima kasih kepada pengunjung blog. Jumlah kunjungan telah melewati 23.000. Nikmati postingan baru setiap Sabtu-Ahad
Home » » Survey Bukan Kitab Suci Orang Beriman

Survey Bukan Kitab Suci Orang Beriman

Written By Unknown on Sabtu, 20 April 2013 | 08.16

Mengikuti jejak seminar Penyiapan Masa Baligh perdana, para Ibu yang kerap mengkaji materi Parenting Nabawiyah di Bogor menyelenggarakan agenda serupa. Acara yang masih bertema Remaja, Antara Hijaz dan Amerika ini dihadiri para Ayah dan Ibu dari Bogor dan sekitarnya. Bertempat di Aula Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Selasa 12/03/13.

Ustadz Budi Ashari, Lc menyatakan image negatif tentang anak-anak dan remaja telah melaui proses yang panjang. Beliau meyakinkan semua itu ada format dan skenarionya. Bahkan seringkali dibuat secara ilmiah. "Dalam pelatihan, kajian, seminar, baca buku, penelitian, dan sebagainya, jika disebutkan kata remaja yang dimunculkan adalah masalah: yang terkena narkoba berapa persen, yang terlibat pergaulan bebas berapa persen, dan tawuran sekian persen. Semua itu benar terjadi, tapi ada data-data yang tidak tepat dan sebesar itu." Ungkapnya.

Ayah dengan empat anak ini memberi contoh tentang survey mahasiswi yang berzina di Yogya beberapa tahun silam. Ternyata survey tersebut hanya dilakukan di satu kampus, bukan di seluruh Yogya. Ironisnya, hasil penelitian itu di bawa ke pelatihan-pelatihan parenting. Hal tersebut disayangkan karena akhirnya membuat orang tua menjadi sangat takut. "Maka, survey di satu kampus tersebut tidak boleh digeneralisasi terjadi di Yogya. Begitulah jika tidak punya iman, meski profesor sekalipun amanah ilmiahnya bisa  dipertanyakan." Tandasnya.

Ulama yang juga penulis ini mengungkapkan sebab mengapa isi kepala kita tentang remaja adalah negatif. Ia memaparkan karena memang sejak awal, survey yang dikeluarkan yaitu remaja Amerika yang bermasalah. Bahkan pada sekian banyak klinik jiwa, terdapat data anak-anak yang memasuki usia remaja bermasalah kejiwaan. "Sehingga diambil kesimpulan bahwa remaja itu usia rentan, bermasalah, dan disimpulkan remaja sama dengan masalah." Jelasnya.

Alumni Universitas Madinah ini mengingatkan keluarga muslim untuk tidak mudah termakan informasi dan berita. Info dan berita itu harus ditabayyun untuk memperjelas, sehingga tidak menjadi ketakutan.
"Hilangkan rasa takut! Karena jika takut mendominasi, ketika berbicara dengan anak yang akan keluar negatif. Hal ini bisa membuat anak merasa dicurigai oleh orang tuanya sehingga mendorong anak malah berbuat hal negatif." Tuturnya.

Dalam menentukan kiblat pendidikan, sosok yang membidani Kuttab Al Fatih ini mengungkapkan angka-angka penelitian Indonesia lebih dekat ke Saudi daripada Amerika. Ia menyatakan sangat wajar Indonesia ada kedekatan dengan Saudi karena Islam sebagai pengaitnya. Ia pun mempertanyakan
mengapa kiblat pendidikan Indonesia ke Amerika. "Indonesia mayoritas muslim, Saudi juga. Saya tidak katakan kiblat pendidikan kita Saudi, jangan salah faham. Tapi saya ingin mengatakan kita muslim, maka kiblat Islam bukan Amerika." Ujarnya.

Host Khalifah di Trans7 ini mengatakan jika keluarga muslim ingin melakukan survey silakan lakukan dimanapun, yang penting keilmiahannya bisa dipertanggung jawabkan. Ia menyebutkan bahwa Dr. Khalid Asysyantut, pakar pendidikan Islam membuat penelitian yang jujur. "Saya (Asysyantut) melakukan survey di 50 keluarga muslim yang kriterianya: pertama, posisi ekonomi sedang, tidak kaya dan tidak miskin. Karena di Timur Tengah, yang sedang posisi orang-orang sholih dan memperbaiki. Kedua, kepala
rumah tangganya setidaknya S1, yang memiliki logika berpikir yang baik. Ketiga, Makkah dan Madinah (Hijaz) wilayah yang masih terjaga secara ilmu Islam. Dan hasil penelitiannya, remaja Hijaz tak bermasalah."
Jelasnya.

Ia menyayangkan kebanyakan keluarga muslim, kitab sucinya sudah berubah menjadi survey. Seolah kalau sudah disebutkan survey akan kiamat. Padahal kitab suci muslim tidak berubah. Qur'an dan hadist tak berubah. "Orang beriman, kitab sucinya bukan survey! Kalau Anda survey, saya akan tolak dengan survey. Saya tidak akan menggunakan ayat untuk menolak survey. Terlalu tinggi ayat untuk menolaknya. Silakan survey dengan survey. Dan ternyata survey tidak sepakat. Di survey Amerika, remaja dinyatakan gila, ternyata di Hijaz remaja itu luar biasa. Setelah jelas bertentangan kedua survey tersebut, kita tinggalkan. Baru kemudian kita akan membahas ayat Qur'an, karena ini kitab suci kita." Tandasnya.
(nu/PN)

parentingnabawiyah.com

Gambar: bincangmedia.wordpress.com
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar


 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2011-2013. PKS Lubeg - All Rights Reserved - Email: pkslubeg@yahoo.com
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger