JAKARTA—Fraksi
PKS DPR RI meminta pemerintah menaikan anggaran penanganan kemiskinan mengingat
saat ini masih ada 27 juta lebih masyakat miskin yang belum tercover jaminan
sosial.
Sekretaris Fraksi PKS DPR RI KH Abdul Hakim, Kamis
(6/9), mengatakan dalam RAPBN 2013 pemerintah hanya menganggarkan Rp2,88
triliun untuk jaminan sosial bagi 2,4 juta rumah tangga sasaran miskin (RTSM)
melalui program PKH atau BLT bersyarat. Dengan demikian masih ada sekitar 27
juta lebih warga miskin yang belum mendapatkan PKH.
“Hingga 2013, pemerintah baru mampu mengcover 8
persen dari jumlah penduduk miskin di Indonesia yang mencapai 30,02 juta per
Maret 2011. Sisanya lebih dari 27 juta warga miskin belum mendapatkan jaminan
sosial berupa BLT bersyarat ini,” kata Abdul Hakim, yang juga anggota Komisi
VIII DPR RI.
Masih banyak masyarakat miskin yang belum tercover
PKH itu disesalkan Abdul hakim, mengingat UU No.13 tahun 2011 mengamanatkan
penanganan untuk fakir miskin. Karena itu, anggaran untuk PKH harus terus
dinaikan karena penanganan masyarakat miskin tidak bisa ditunda-tunda.
“Orang miskin harus mendapatkan penanganan
prioritas. Mereka butuh makan, pakaian dan lapangan kerja agar bisa tetap
hidup,” kata Hakim.
Selain PKH, pemerintah juga mengalokasikan
anggaran untuk program pemberdayaan sosial dan penanggulangan kemiskinan dengan
memberikan stimulan KUBE dan UEP. Untuk penanggulangan kemiskinan di perdesaan,
pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp291,85 miliar dan penanggulangan
kemiskinan perkotaan sebesar Rp133,23 miliar.
“Stimulan KUBE dan UEP ini bertujuan memberikan
akses kesemapatan bekerja dan berusaha bagi keluara miskin. Untuk perkotaan,
targetnya ada 32.600 KK untuk masing-masing program KUBE dan UEP,” kata Hakim.
Dibawah
RPJM
FPKS meminta pemerintah untuk lebih progesif
menurunkan angka kemiskinan mengingat target
angka kemiskinan 9,5—10,5 persen pada tahun 2013 masih jauh dari target
angka kemiskinan dalam RPJM tahun 2014 yang sebesar 8 persen.
“Seharusnya proyeksi pengurangan angka kemiskinan
harus dibuat lebih ambisius dan progresif mengingat masih jauhnya sasaran angka
kemiskinan tahun 2013 yang sebesar 9.5-10.5 persen dari target RPJM sebesar 8
persen. Apalagi penurunan angka kemiskinan periode Maret 2011 hingga Maret 2012
masih sangat rendah hanya 0,4 persen,” kata KH Abdul Hakim, Sekretaris FPKS DPR
RI, Kamis (6 -9).
Karena itu, kata Hakim, FPKS mendesak pemerintah
untuk meningkatkan kebijakan pengentasan kemiskinan di Indonesia yang berakar
dari kemiskinan perdesaan dan pertanian. Berdasarkan data BPS, 63,2 persen
penduduk miskin berada di perdesaan dan
57,78 persen penduduk miskin bekerja disektor pertanian.
Salah satu kebijakan yang harus dituntaskan
pemerintah adalah pembangunan infrastruktur
pertanian dan pedesaan secara masif, melaksanakan amanat UU No.13 tahun
2011 tentang Penanganan Fakir Miskin dan melakukan meningkatkan anggaran untuk
penanganan kemiskinan.
fpksdprri
0 komentar:
Posting Komentar