Senayan,
Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto menyatakan
akhir-akhir ini banyak terjadi kebakaran hutan yang sulit dipadamkan.
Salah satu penyebabnya adalah karena kondisi cuaca yang panas dan musim
kemarau yang masih berlangsung lama. Untuk itu, pemerintah perlu
melakukan tindakan dan langkah-langkah untuk menyelamatkan hutan. Hal
itu disampaikan Hermanto pada Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan
Menteri Kehutanan (Kamis, 6/9).
Lebih lanjut legislator PKS ini menambahkan, hutan mempunyai fungsi strategis tidak hanya untuk nasional namun hutan kita sudah merupakan paru-paru dunia. "Sehingga berbagai upaya perlu dilakukan pemerintah baik Kementerian Kehutanan maupun Pemerintah Daerah. Sehingga hutan bisa berfungsi dengan baik. Kerusakan hutan akibat kebakaran juga akan mengganggu ketersediaan air yang berguna untuk kebutuhan air minum serta irigasi pertanian", tambahnya
Sebagai gambaran, sebelumnya Kementerian Kehutanan (Kemhut) mencatat, pada periode Januari-Agustus 2012, terdapat 20.850 titik (hotspot) kebakaran hutan di seluruh wilayah Indonesia. Angka ini naik 26,7% dari jumlah kebakaran hutan di periode sama tahun lalu yang sebanyak 16.450 titik. Menurut Kurnia Rauf, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kemhut peningkatan titik kebakaran akibat musim kemarau yang lebih panjang dari tahun sebelumnya dengan total luas wilayah hutan yang terbakar mencapai sekitar 2.000 hektare.
Dari 20.850 titik kebakaran tersebut, sebesar 92% berada di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Sisanya 8% tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Yogyakarta, Bali, dan Jakarta. Sementara sebaran hotspot berdasarkan peruntukan kawasan hutan dan lahan, terpantau antara lain di hutan konservasi 550 titik, hutan lindung 190 titik, hutan alam 716 titik, hutan tanaman industri 2.361 titik, perkebunan 499 titik dan lahan milik masyarakat sebanyak 9.138 titik. ***
fpksdprri
Lebih lanjut legislator PKS ini menambahkan, hutan mempunyai fungsi strategis tidak hanya untuk nasional namun hutan kita sudah merupakan paru-paru dunia. "Sehingga berbagai upaya perlu dilakukan pemerintah baik Kementerian Kehutanan maupun Pemerintah Daerah. Sehingga hutan bisa berfungsi dengan baik. Kerusakan hutan akibat kebakaran juga akan mengganggu ketersediaan air yang berguna untuk kebutuhan air minum serta irigasi pertanian", tambahnya
Sebagai gambaran, sebelumnya Kementerian Kehutanan (Kemhut) mencatat, pada periode Januari-Agustus 2012, terdapat 20.850 titik (hotspot) kebakaran hutan di seluruh wilayah Indonesia. Angka ini naik 26,7% dari jumlah kebakaran hutan di periode sama tahun lalu yang sebanyak 16.450 titik. Menurut Kurnia Rauf, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kemhut peningkatan titik kebakaran akibat musim kemarau yang lebih panjang dari tahun sebelumnya dengan total luas wilayah hutan yang terbakar mencapai sekitar 2.000 hektare.
Dari 20.850 titik kebakaran tersebut, sebesar 92% berada di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Sisanya 8% tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Yogyakarta, Bali, dan Jakarta. Sementara sebaran hotspot berdasarkan peruntukan kawasan hutan dan lahan, terpantau antara lain di hutan konservasi 550 titik, hutan lindung 190 titik, hutan alam 716 titik, hutan tanaman industri 2.361 titik, perkebunan 499 titik dan lahan milik masyarakat sebanyak 9.138 titik. ***
fpksdprri
0 komentar:
Posting Komentar